Jakarta, Kompas
Hal itu disampaikan Ketua Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Sri Woro B Harijono, Jumat (27/5), dalam jumpa pers tentang perkembangan musim kemarau 2011.
”Sifat hujan musim kemarau diprediksi tidak terlalu kering. Juni hingga Agustus kemarau normal, kecuali Sumatera bagian barat,” ujar Sri.
Sri menambahkan, gelombang tinggi hingga 4 meter pada Sabtu (28/5) diperkirakan terjadi tidak hanya di Laut Arafura bagian timur dan barat, Laut Aru, Laut Banda dan perairan Merauke, tetapi juga Laut China Selatan dan Perairan Kepulauan Palawan.
”Peringatan dini gelombang laut hingga 5 meter perlu dikeluarkan untuk Laut Arafura bagian tengah dan Perairan Babar,” kata Sri menambahkan.
Pada awal Juni, ancaman gelombang tinggi mulai mengarah ke selatan Nusa Tenggara dan Jawa. Pada tanggal 3 Juni mendatang, gelombang setinggi hingga 5 meter diperkirakan mungkin terjadi di Samudra Hindia barat laut Aceh dan Samudra Hindia di selatan Jawa Timur.
Sementara itu, saat ini sebagian wilayah Indonesia telah memasuki kemarau. Bulan Juni masih akan terjadi pasokan massa air dari Pasifik. Namun, bulan Juli mendatang tak ada lagi pasokan air, baik dari Pasifik maupun Samudra Hindia. Itu disebabkan fenomena El Nino dan Dipole Mode positif.
Sebelumnya, Manajer Laboratorium Teknologi Sistem Kebumian dan Mitigasi pada Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Fadli Syamsuddin mengatakan, musim kemarau kali ini diprediksi basah. Prediksi didasarkan analisis simulasi model superkomputer yang dikembangkan Japan Agency Marine-Earth Science and Technology.