Dari Cilacap, Jawa Tengah, dilaporkan, sekitar 2.000 nelayan di pesisir selatan Jawa Tengah itu selama sepekan terakhir menganggur, menyusul ketinggian gelombang laut hingga 4 meter dan kecepatan angin 55 kilometer per jam. Para nelayan memilih menunda melaut.
Di Merauke, Papua, sepekan terakhir tiga kapal motor kayu pengangkut barang tenggelam digulung ombak. KM Saudara Kita berbobot mati 39 ton, pengangkut 48 ton bensin dari Pelabuhan Merauke menuju Kepi, Mappi, tenggelam di Muara Safan, Merauke, Sabtu (14/5) pukul 01.00 WIT. Nakhoda dan enam anak buah kapal bisa menyelamatkan diri. Mereka ditolong kru KM Nusantara 3.
Ketua Koperasi Unit Desa Mino Saroyo Cilacap Untung Jayanto, Selasa, mengungkapkan, dari 20.000-an perahu milik nelayan di sepanjang pantai selatan Cilacap, hanya 30 persen yang berlayar. ”Yang berani ke laut hanya kapal besar berbobot minimal 12 ton,” ujar Untung.
Wachid (55), nelayan di Pantai Widarapayung, Cilacap selatan, mengatakan, cuaca sepekan terakhir di laut sangat buruk dan tidak wajar.
Akibat cuaca buruk, sebagian nelayan Cilacap saat ini beralih pekerjaan menjadi buruh bangunan, buruh pengemasan, dan pemulung. Di pedesaan, nelayan menjadi buruh tani.
Hambali, tokoh nelayan di
Akibat cuaca buruk dan gelombang tinggi, lima kecelakaan laut terjadi di perairan Merauke, seminggu terakhir. Administratur Pelabuhan Merauke menghentikan sementara izin pelayaran. Tim SAR Merauke, hingga Selasa, masih mencari dua penumpang speed boat, Kurniawan (45) dan Donpiet (40), yang mengalami kecelakaan pada Rabu (18/5) lalu. Seorang penumpang lain, Wiliem (15), selamat setelah berenang ke pantai. (GRE/RWN/SIR)