Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kopi Temanggung, Kenikmatan Tersamarkan

Kompas.com - 14/05/2011, 22:57 WIB

KOMPAS.com — Kabupaten Temanggung memang tidak identik dengan kopi. Kendati demikian, komoditas ini tidak boleh diremehkan. Ditanam tersebar di 20 kecamatan, kopi Temanggung menyuplai 40 persen produksi kopi Jawa Tengah, yang berarti juga memberikan sumbangan signifikan dalam produksi kopi nasional.

Berbeda dengan tembakau dan ayam Cemani yang jauh lebih populer, geliat ekonomi di sektor pertanian kopi nyaris tak terdengar. Padahal, kenyataan di lapangan, petani kopi telah bergerak dinamis. Mereka tidak sekadar bertani dan menjual hasilnya dalam biji gelondongan, namun juga telah mengolah dan memasarkannya sebagai kopi bubuk, dengan cita rasa khas masing-masing, kopi robusta, arabica, atau gabungan keduanya.

Wakil Ketua Asosiasi Petani Kopi (Apeki) Kabupaten Temanggung Rachmat Pratikto mengatakan, kegiatan mengolah biji kopi menjadi bubuk kopi siap minum sebenarnya sudah dilakukan masyarakat petani sejak tahun 1980-an. Ketika itu, mereka pun sudah memasarkan produk olahannya ini ke warung-warung terdekat sekitar rumah.  

"Saat itu, kopi olahan petani ini dipasarkan dalam bungkus plastik biasa dan tanpa merek," ujarnya.

Kopi dengan kemasan yang lebih menjual baru muncul pada era tahun 2000-an dan terus berlanjut hingga sekarang. Maka, muncullah merek-merek dengan desain kemasan yang lebih cantik, seperti Robusta yang diproduksi dari Kecamatan Candiroto dan kopi Djinawi.

Saat ini sedikitnya telah ada enam merek kopi yang diproduksi enam kelompok usaha bersama (KUB) yang beranggotakan petani-petani kopi dan terdaftar sebagai produk industri rumah tangga. Dua dari enam merek kopi tersebut berasal dari Kecamatan Candiroto, dua merek dari Kecamatan Temanggung, dan dua merek lainnya berasal dari Kecamatan Kandangan serta Kledung. Merek yang dipakai di antaranya adalah Djinawi, Robusta, hingga merek sederhana seperti Kopi Bubuk Ny Aminah.

Semuanya diolah dengan metode sederhana, yaitu biji kopi dicuci, ditiriskan, digoreng, dan digiling. Setiap merek pun menjual keunggulan berupa kenikmatan asli kopi, yang tidak instan, tanpa gabungan bahan-bahan tambahan seperti creamer, dan tanpa bahan pengawet.

Baik kopi robusta maupun arabica Kabupaten Temanggung memiliki ciri dan karakter khas tersendiri. Robusta memiliki aroma lebih harum dibanding kopi robusta daerah lain. Begitu pula kopi arabica memiliki cita rasa khas, yaitu asam yang tertinggal lama di mulut.

Namun, sayangnya, menurut Pratikto, banyak orang tak mengenal kopi Temanggung sekalipun mereka mungkin pernah mengecap kenikmatannya.  

"Biasanya, kopi bubuk Temanggung ini dinikmati orang sudah dalam bentuk minuman di kafe atau rumah makan," ujarnya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com