Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hipmi: Pengusaha Pemula Butuh KUR

Kompas.com - 09/05/2011, 15:17 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Himpunan Pengusaha Muda Indonesia menilai, kredit usaha rakyat belum optimal disalurkan kepada pengusaha pemula. Mayoritas perbankan penyalur KUR masih menyalurkan KUR kepada pengusaha yang sudah lama menjadi nasabah bank tersebut.

Sekjen BPP Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) M Ridwan Mustofa mengatakan, perbankan masih enggan menyalurkan kredit usaha rakyat (KUR) kepada pengusaha pemula sebab masih dibayangi kekhawatiran munculnya lonjakan non-performing loan (NPL) alias kredit macet. "Perbankan sangat berhati-hati sebab takut disorot NPL-nya. Punya NPL 3 persen saja sudah menjadi sorotan media. Padahal, asal belum melewati 5 persen saja, NPL-nya masih wajar,” ujar Ridwan dalam rilis yang diterima Kompas.com.

Menurut Ridwan, semua pihak semestinya memahami tujuan diluncurkannya KUR oleh pemerintah, yakni untuk membantu UKM pemula dan kekurangan modal. Dengan profil semacam itu, risiko bank memang menjadi lebih besar dari biasanya. Sebab, rata-rata mereka adalah pengusaha yang baru belajar berbisnis.

Untuk mengatasi risiko itu dan bisnis perbankan tidak terganggu, lanjut Ridwan, pemerintah kemudian memberikan penjaminan melalui PT Askrindo.”Kalau NPL-nya sudah diklaim ke perusahaan penjaminan, kan tidak lagi menjadi beban perbankan. NPL akan turun dengan sendirinya. Jadi, tidak ada alasan sebenarnya untuk tidak menyalurkan KUR kepada pengusaha pemula,” ujarnya.

Ridwan memaparkan, bank yang memiliki NPL KUR sekitar 5 persen sejauh ini masih sangat wajar. Selain sudah ditalangi oleh perusahaan penjaminan, masih terdapat 95 persen KUR yang sehat. “Bagaimana mungkin kita menyetop KUR kepada 95 persen nasabah yang sehat hanya gara-gara yang 5 persen. Kita fokus pada dampak yang jauh lebih positif dari KUR, yakni 95 persen KUR ini sehat dan mereka menggerakkan ekonomi kita. Itu sebabnya, Hipmi mendorong agar KUR kepada pengusaha pemula harus lebih ditingkatkan,” tambah Ridwan.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com