Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Petani Bawang Keluhkan Jebloknya Harga

Kompas.com - 25/04/2011, 22:32 WIB

"Biayanya pun tidak banyak dan bisa dikerjakan sendiri dari mulai macul sampai tanam dan panen, sehingga tidak perlu bayar ongkos preman (buruh mencangkul/tanam-red)," katanya.

Riyanti menambahkan, kalau tanam padi biayanya cukup besar, selain untuk beli bibit, pupuk, pestisida dan bayar ongkos preman dari mulai tanam hingga panen. "Sekarang ini ongkos tenaga preman setengah harinya Rp 25.000 perorang," katanya.

Sutar (50), petani bawang prei, Desa Sajen, Kecamatan Pacet, Mojokerto ketika ditemui terpisah menyatakan, harga bawang prei yang hanya berkisar Rp 2.000 perkilo sangat tidak menguntungkan petani, sehingga petani yang mulai panen terpaksa menunda panenan sampai harganya membaik. "Petani baru bisa untung kalau harganya berkisar Rp 5.000 perkilo," katannya.

Ia mengatakan, sepanjang cuaca buruk yang terjadi selama lebih dari dua tahun terakhir ini, petani bawang prei tidak pernah bisa menikmati hasil baik. Bahkan cenderung merosot, karena pelbagai fa ktor, termasuk hama penyakit dan hujan.

Dari tujuh petak atau sekitar 1.200 meter persegi tanaman bawang prei, hasilnya tidak lebih dari satu ton. "Padahal kalau panen normal bisa mencapai lebih dari 2 ton," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com