Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Invasi Ulat Bulu Suatu Musibah?

Kompas.com - 19/04/2011, 04:46 WIB

Oleh Ronny Rachman Noor

Ada tanda tanya besar dalam diri saya menyaksikan hebohnya pemberitaan serangan ulat bulu di hampir semua media elektronik dan cetak.

Hampir semua kalangan menunjukkan reaksi yang sangat berlebihan, dari rakyat biasa sampai pejabat. Mereka menyikapi ulat bulu sebagai makhluk sampah yang harus dimusnahkan. Tidaklah mengherankan bila yang muncul adalah tindakan sadis dan reaktif: dari menyemprot dengan insektisida sampai membakarnya.

Zona homeostasis

Umumnya serangga mengalami siklus hidup, mulai dari telur, larva, pupa, hingga imago. Sebagai contoh, siklus hidup Cricula trifenestrata Helfer—lebih dikenal sebagai ulat avokad, ulat jambu mete, ulat kenari, dan ulat mangga—memiliki fase telur 7-11 hari. Ini diikuti siklus larva berupa instar I 5-6 hari, instar II 5-6 hari, instar III 4 hari, instar IV 4 hari, dan instar V 3-9 hari. Selanjutnya, fase pupa 17-21 hari dan fase imago (kupu dewasa) 4-11 hari. Total dalam satu siklus 43-58 hari (Suriana et al, 2011).

Umumnya serangga memerlukan kisaran suhu dan kelembaban udara yang memungkinkan siklus hidup di atas berlangsung baik. Inilah yang disebut zona homeostasis.

Fenomena yang biasa terjadi adalah jika suhu udara meningkat di atas ambang batas zona siklus hidup normal ulat, siklus hidup secara keseluruhan akan semakin cepat, kecuali pada fase pupa yang relatif lebih stabil. Sebaliknya, jika suhu lebih rendah dari ambang batas, siklus hidup menjadi lebih panjang dari siklus hidup normal.

Dalam entomologi, ada serangga yang hidupnya bergantung pada inang pohon tertentu, yang disebut serangga monofagus. Ada pula serangga yang hidupnya bergantung pada beberapa pohon, disebut serangga polifagus.

Secara alamiah dan naluriah serangga memiliki kepekaan terhadap perubahan lingkungan. Ketersediaan makanan dapat memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan serangga. Serangga dapat mengatur waktu dan durasi pertumbuhannya, yang melibatkan hormon ekdison dan hormon-hormon lain.

Faktor ketersediaan makanan dan faktor eksternal lain, seperti perubahan iklim yang mengakibatkan perubahan suhu, kelembaban, intensitas cahaya, dan predator alami, akan sangat memengaruhi strategi fisiologi dan kelangsungan hidup serangga.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com