Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengintip Dunia Malam Bandung

Kompas.com - 08/04/2011, 12:02 WIB

Seperti dituturkan Tin, bukan nama sebenarnya, pemijat asal Sukabumi yang usianya belum menginjak 25 tahun. Ia bekerja di panti pijat eksklusif itu sudah tiga bulan, bersamaan dengan pembukaan panti tersebut. “Waktu itu ada saudara yang menginformasikan adanya lowongan di sini,” tutur Tin.

Setelah dilatih, Tin pun bekerja melayani tamu-tamu panti. “Enak nggak enak sih,” ujar Tin yang berambut sebahu. Enaknya, jika si tamu mau diajak ngobrol sehingga sembari ia memijat, tidak merasa bosan. Yang membuatnya malas, bila tamunya hanya nyenyak tertidur. Jika itu yang terjadi, Tin akan jenuh, karena selama dia memijat, total butuh 90 menit, ia hanya akan mendengar dengkur si tamu.

Bandung, yang berhawa sejuk dan dikenal punya banyak aset wisata, mulai dari wisata alam, ilmu pengetahuan, belanja, dan kuliner, juga mengandalkan kawasan-kawasan hiburan untuk menggenjot pendapatan daerahnya. Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Kota Bandung mengklasifikan kawasan hiburan dengan 15 kategori, antara lain meliputi bioskop, diskotek, karaoke, klab malam, panti pijat, kolam renang, dan insidental kesenian (termasuk di dalamnya konser musik).

Menurut Sekretaris Dispenda Kota Bandung, Hendar, realisasi penerimaan daerah dari bisnis hiburan pada 2010, melebihi target. “Semula, penerimaan dari hiburan pada 2010 kami targetkan Rp 25 miliar. Tetapi realisasinya mencapai Rp 25,32 miliar. Makanya 2011 ini target dinaikkan menjadi Rp 30 miliar,” tutur Hendar.

Yang menarik, di antara beberapa pusat hiburan yang penghasilannya melebihi target, dua di antaranya adalah karaoke dan panti pijat. Karaoke yang ditargetkan menggaet Rp 7,9 miliar, ternyata meraih Rp 8,4 miliar. Sedangkan panti pijat, dari target awal Rp 2,2 miliar, menerima Rp 2,3 miliar. Ini Bandung, bung. Kota dengan turis yang terus berdatangan, dan mereka nyata-nyata ingin terus dihibur. (Herlambang Jaluardi/Adi Prinantyo)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com