Langkah awal yang dilakukan adalah mengidentifikasi dan mengisolasi mikroalga. Mikroalga jenis
Setelah memasuki fase pertumbuhan yang optimal, mikroalga siap dipanen. Mikroalga disaring, dikeringkan, dan diekstraksi.
Hasil ekstraksi berupa minyak kasar yang harus dipisahkan menggunakan pelarut heksan atau dietil eter. Pemurnian lebih lanjut dengan proses transesterifikasi.
Transesterifikasi ini mengonversi asam lemak bebas menjadi alkil ester. Reaksi esterifikasi dengan mereaksikan minyak kasar mikroalga dengan alkohol dan penambahan katalis asam.
Katalis-katalis yang cocok, misalnya asam sulfat, asam klorida, asam sulfonat organik, atau resin penukar kation asam kuat.
”Dari proses transesterifikasi minyak kasar mikroalga ini sebesar 80 persen menjadi biodiesel,” kata Suprihatin.
Suprihatin mengatakan, sejauh ini belum diperoleh hitungan nyata nilai produksi biodiesel itu untuk dibandingkan harga minyak diesel konvensional atau solar. Indikasinya masih di atas harga minyak konvensional.
”Ada keuntungan lain yang masih harus diperhitungkan,” kata Suprihatin.
Keuntungan lain, mikroalga tidak pernah bersaing dengan produksi pangan. Mikroalga mengalami proses pertumbuhan sangat cepat dan mampu mengonservasi air.
Investasi awal untuk memproduksi energi bersih itu tidak tinggi. Tetapi, semua bergantung pada niat dan tekad untuk meraih keuntungan tersebut.