Pada dasarnya, kepanikan warga saat Sinabung meletus lebih dipicu oleh ketidaktahuan tentang gunung berapi berikut gejalanya. Pemerintah perlu membekali warga, minimal perangkat desa, tentang mitigasi bencana, sehingga kepanikan bisa ditekan.
Untuk itulah, Pemerintah Kabupaten Karo membagikan 30 HT kepada setiap desa yang berada dalam radius 6 km
Saat Sinabung mengeluarkan asap atau gemuruh, kepala desa terdekat akan meminta kejelasan dari pemerintah dan posko pemantau tentang gejala itu, serta perlu tidaknya mereka mengungsi. ”Dengan adanya HT ini, kami tidak sepanik dulu dan lebih mudah menenangkan warga. Semua informasi yang disampaikan lewat HT bisa dipercaya,” kata Kepala Desa Sukameria.
HT selalu dibawa kepala
Komunikasi antarkepala desa itu sangat mudah terbentuk. Ini tak lepas dari keunikkan warga Karo yang hidup berkerabat, apalagi yang semarga.
Kesadaran warga tentang pentingnya kesiapsiagaan bencana pun tumbuh dan meningkat. Kini, di hampir setiap desa, sekelompok yang terdiri dari delapan sampai 14 orang berjaga-jaga di pos ronda. Jadwal ronda itu dibuat secara bergilir merata untuk laki-laki dewasa. Fungsi utama mereka adalah memberi kabar seandainya sewaktu-waktu Sinabung bergemuruh atau aktivitasnya meningkat.
Pemerintah Kabupaten Karo juga menetapkan beberapa desa sebagai shelter atau tempat pemberhentian pertama sebelum warga mengungsi lebih jauh.
Masing-masing desa shelter menyiapkan lokasi pengungsian awal untuk 1-3 hari.