Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melongok Pasar Malam Indonesia 2011

Kompas.com - 05/04/2011, 09:27 WIB

Sementara itu di Performance Hall, para pengunjung dihibur para artis yang sebagian besar didatangkan langsung dari Indonesia seperti Jopi Latul, Edo Kondologit, Pinkan Mambo, The Professor, Lia Marlea, dan Nindy serta artis-artis yang dibawa pihak pemerintah daerah. Para pengunjung tidak sungkan-sungkan bergoyang dangdut atau menari poco-poco ketika para artis membawakan lagu dangdut atau lagu poco-poco karya Ary Sapullete atau yang seirama.

Sementara ketika pertunjukkan seni tari tradisional berlangsung, para pengunjung tetap menyesaki Performance Hall dan menyimak dengan seksama berbagai tarian yang ditampilkan. Dua hari ke depan, Performance Hall diperkirakan akan semakin disesaki pengunjung, karena selain artis yang disebutkan di atas, akan tampil pula artis-artis jebolan Indonesia Mencari Bakat seperti Punky Papua, Rumingkang, Putri Ayu dan Hudson, selain itu ada pula artis senior Bob Tutupoly.

 

13019569901045964195

Dari pengamatan sepintas dari 3 hari pelaksanaan PMI, terlihat antusiasme yang tinggi masyarakat Belanda untuk hadir di PMI. Saking antusiasnya, saya perhatikan tidak sedikit yang yang datang setiap hari mulai dari hari pertama. Ketika ditanya alasannya datang setiap hari, banyak yang menjawab karena senang dengan atmosfir PMI yang benar-benar mencerminkan keindonesian, mulai dari produk yang dipromosikan hingga seni budaya yang ditampilkan, seperti angklung dan tari tradisional. “Asli Indonesia” kata mereka.

Hal ini berbeda dengan pasar serupa yang telah lebih dahulu diselenggarakan mulai 50 tahun yang lalu yaitu Pasar Tongtong. Di Tongtong suasana tersebut sudah tidak lagi didapatkan. Produk-produk yang ditawarkan sudah bercampur aduk dengan produk dari berbagai negara seperti China, Malaysia, Thailand, Suriname, dan sebagainya, sehingga tidak ada bedanya dengan pasar pada umumnya. Seni budaya yang ditampilkan juga sudah beragam dari berbagai negara. Selain tiket masuknya juga tinggi yaitu 18 euro, bandingkan dengan PMI yang hanya mengenakan tiket masuk sebesar 5 Euro.

Menjawab tudingan bahwa PMI diselenggarakan untuk menjegal keberadaan Pasar Tongtong, Kuasa Usaha Sementara KBRI Den Haag Umar Hadi mengemukakan bahwa penyelenggaraan PMI tidak sama sekali dimaksudkan untuk menjegal Pasar Tongtong yang diselenggarakan setiap bulan Mei, tapi untuk lebih mengaktifkan kegiatan promosi terpadu Trade, Tourism, and Investation (TTI). Dengan sekitar 1,5 juta warga Belanda yang memiliki ikatan emosional dengan Indonesia, Belanda merupakan pasar potensial produk-produk Indonesia dan pintu gerbang produk-produk Indonesia ke negara-negara Eropa lainnya. Karena itu KBRI bermaksud untuk melembagakan kegiatan PMI setiap tahunnya dan diharapkan nantinya bisa sebesar Pasar Tongtong dan berjalan beriringan.

Langkah KBRI Den Haag tentu saja layak disambut baik oleh berbagai kalangan di Indonesia guna pelaksanaan promosi yang benar-benar terpadu menyangkut TTI. Koordinasi antar instansi di Indonesia perlu dilakukan dengan lebih baik lagi dan penyusunan prioritas kegiatan promosi hendaknya disusun bersama dengan melibatkan Kementerian Luar Negeri dan KBRI. Jika ini bisa dilaksanakan, tidak tertutup kemungkinan impian untuk menjadikan kegiatan seperti PMI sebagai arena promosi yang sangat besar dapat terwujud. Semoga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com