Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rahasia Sukses Ciputra: "Wisdom, Integrity, Innovation"

Kompas.com - 01/04/2011, 06:34 WIB

Kami melakukan ekspansi dengan equity sehingga prudent. Kami tak punya utang. Kalaupun ada, lima persen dari equity. Mengapa bisa? karena modal kami adalah integritas. Brand dibangun sejak tahun 1961, dan itu tidak mudah. Jadi wajar jika rumah belum dibangun, konsumen sudah membayar. Jadi kami harus menjaga integritas ini agar perusahaan ini sustainable forever.

Grup Ciputra juga kuat dalam inovasi, dan kekuatan inovasi pada konsep. Kami datang ke Hanoi yang belum berkembang. Kami tanya apa yang belum ada di kota ini? Ternyata belum ada kota internasional. Kami minta lahan itu langsung main tunjuk. Mereka tanya saya butuh berapa hektar. Saya jawab semuanya. Mereka pikir saya gila. Saya terangkan lahan seluas 4 hektar berbeda dengan lahan 400 hektar. Jadi, kalau ditanya, saya selalu jawab minta tanah sebanyak mungkin agar dapat mewujudkan konsep yang inovatif, seperti saya membangun Ancol.

Kami datang ke Hanoi di Vietnam, Phnom Penh di Kamboja, ke Shenyang dan Jiashing di China membawa inovasi. Kami bermitra dengan pengusaha setempat. Properti di India kami jual ke pengusaha lokal dengan harga bagus, lalu kami masuk ke China. Jadi kalau sudah tahu jalan, semua menjadi mudah, gampang.

Pak Ci juga dikenal memopulerkan kewirausahaan. Mengapa memiliki jiwa wirausaha sangat penting?

Saya ingin menjadikan Indonesia negara yang memiliki banyak wirausaha. Mengapa? Indonesia sejak lama dijajah. Jadi harus diubah mindset-nya. Mental rakyat Indonesia harus diubah. Jangan hanya jadi pegawai, tapi bagaimana bisa menjadi wirausaha dan menciptakan lapangan kerja.

Dari 250 juta jiwa, setidaknya dibutuhkan 5 juta warga Indonesia menjadi wirausahawan agar ekonomi Indonesia makin kuat. Kita harus mengejar Singapura dan Malaysia.

Kami akan memberi penghargaan kepada Wali Kota Palembang Eddy Santana Putra sebuah patung yang melambangkan entrepreneurship setinggi 9 meter yang harganya miliaran rupiah. Sebelum SEA Games dimulai November 2011, patung ini sudah dipasang di Palembang. Pak Eddy adalah walikota yang berani mengajak masyarakat kota Palembang untuk berwirausaha, tidak sekadar menjadi pegawai.

Saat ini generasi kedua keluarga Pak Ciputra sudah menunjukkan kemampuan mengelola perusahaan. Bagaimana Pak Ci mempersiapkan generasi ketiga?

Ya, kami membuat family chapter, tapi sudah tiga tahun belum selesai juga. Ini penting agar tidak bertengkar. Pada saatnya, mereka mengambil (tongkat) estafet. Intinya, generasi ketiga keluarga Ciputra pada awalnya harus bekerja di proyek, tidak di kantor pusat.

Seperti Harun, menantu saya, awalnya ia bekerja di CitraLand Surabaya. Dia tinggal di ruko yang juga kantor proyek. Dia tahu A sampai Z urusan proyek. Sekarang, ada satu cucu saya, anak Budiarsa, yang bekerja di Shenyang, China.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com