Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terkena Limbah Emas, Ribuan Udang Mati

Kompas.com - 31/03/2011, 17:43 WIB

"Kami menyayangkan pihak Dinas Kelautan dan Perikanan Sumbawa tidak merespon cepat laporan para petambak. Utusan dari instansi tersebut baru datang setelah beberapa hari kemudian, dan mereka datang mengambil sampel udang dan air tambak," ujarnya.

Mengenai kerugian petambak, ia mengaku belum bisa memastikan, namun diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah, karena ada tambak yang akan dipanen.

"Beberapa petambak sempat panen udang kendati masih kecil, namun ada yang tambaknya seluas satu hektare hanya bisa panen tujuh kilogram udang. Kerugian akibat banyak udang yang mati diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah," katanya.

Menurut informasi dari Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Sumbawa, udang tersebut mati karena terserang penyakit bintik putih.

Namun para petambak belum yakin karena pada kulit udang tidak menunjukkan bintik-bintik putih seperti pada ciri-ciri yang terserang virus tersebut.

Staf Pengawasan Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Sumbawa Abdul Gani mengaku telah mendapat laporan soal banyaknya udang yang mati tersebut dan sudah dilakukan pemeriksaan di Balai Pembenihan Air Tawar (BPAP) Situbondo, Jawa Timur.

"Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium BPAP terhadap sampel udang dan air yang diambil dari tambak di Kecamatan Maronge dan beberapa lokasi lainnya, terdeteksi ribuan udang mati karena white spot syndrome virus’ (WSSV) atau jenis penyakit udang yang cirinya ada bintik-bintik putih pada kulit udang," ujarnya.

Mengenai kemungkinan udang tersebut mati karena air raksa dari lokasi penambangan emas tanpa izin, ia mengatakan pihaknya tidak berani memastikan itu karena lembaga yang memiliki kewenangan adalah Badan Lingkungan Hidup (BLH).

Ia membantah tudingan pihaknya kurang tanggap terhadap laporan para petambak terkait banyaknya udang mati.

"Tidak benar kalau kami kurang tanggap terhadap laporan para petambak, buktinya setelah mendapat laporan kami datang ke lokasi untuk mengambil sampel air dan udang," katanya.

Selain itu, kata dia, pihaknya juga melapor ke BPAP Situbondo untuk dilakukan pemeriksaan laboratorium.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com