Probolinggo, Kompas
Warsih (38), warga Desa Sumberkedawung, Kecamatan Leces, menuturkan, serangan ulat bulu memang sangat mengganggu. ”Mereka menghabiskan dedaunan pohon mangga. Mereka bahkan juga masuk ke rumah,” katanya, Rabu (30/3).
Karena ganasnya serangan ulat bulu, SD Sumberkedawung dan puluhan sekolah lain terpaksa diliburkan. Warga yang keluar rumah juga harus mengenakan payung agar tidak kejatuhan ulat. ”Kalau terkena kulit akan menjadi panas dan gatal-gatal,” kata Warsih.
Akibat serangan ulat bulu itu, pepohonan, khususnya mangga, jadi meranggas.
Empat kecamatan yang diserang itu adalah Kecamatan Tegalsiwalan, Bantaran, Leces, dan Sumberasih. Serangan terjadi mulai minggu lalu.
Kepala UPT Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian Jawa Timur K Marsudi mengatakan, serangan ulat bulu sampai ke permukiman karena cuaca ekstrem.
Menurut Kepala Dinas Pertanian Probolinggo Hasyim Asyhari, ulat itu berasal dari kupu-kupu. Seekor kupu bisa bertelur hingga 500 butir. ”Kalau kondisi normal, tidak hujan terus-menerus, dari 500-an butir hanya menetas 10 persen,” katanya.
Dinas Pertanian setiap hari menurunkan lima armada untuk menyemprot ulat-ulat tersebut.