Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Darwin Zahedy Saleh menyatakan, kelangkaan BBM di sejumlah daerah terjadi karena produksi di kilang minyak di Dumai terganggu karena ada perbaikan. Juga karena distribusi terganggu oleh gelombang laut yang tinggi. Adapun kelangkaan yang terjadi di wilayah Kalimantan diperkeruh oleh ulah spekulan.
”Pengaruh gelombang laut. Ada tongkang yang terbalik segala. Tetapi kalau yang berlangsung di Pekanbaru itu ada hubungannya dengan perbaikan kilang Dumai, tapi sudah diatasi sejak kemarin,” kata Darwin.
Sementara yang terjadi di Kalimantan Barat, ia mengkritik keras adanya pihak-pihak yang berspekulasi dengan keterbatasan pasokan BBM dengan mematok harga tinggi. ”Bukan waktunya lagi berspekulasi karena hanya menyengsarakan orang banyak,” katanya.
Menurut Darwin, pemerintah bekerja sama dengan polisi akan mengawasi distribusinya. Masyarakat juga diimbau tidak menimbun BBM bersubsidi karena kekhawatiran ada kenaikan harga BBM.
Sementara itu, Vice President Komunikasi Korporat PT Pertamina Mochamad Harun menjelaskan, kelangkaan BBM bersubsidi di Pontianak terjadi karena sejak 10 Februari lalu ada kapal kayu pengangkut semen yang tenggelam. Kapal itu mengganggu pelayaran tanker berkapasitas 3.000-3.500 kiloliter menuju depot Sintang, Pontianak. Hanya tanker kapasitas 500 kiloliter yang bisa melintas.
Kondisi ini mengurangi pasokan BBM Pertamina ke daerah itu. Kebutuhan BBM untuk Pontianak 900 kiloliter, dan pasokan dalam kondisi normal 1.200 kiloliter.