Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Standar Pelayanan KA Perlu 6 Bulan Lagi

Kompas.com - 02/03/2011, 02:10 WIB

SEMARANG, KOMPAS.com — PT Kereta Api Indonesia membutuhkan masa transisi setidaknya enam bulan untuk dapat memenuhi standar pelayanan minimum atau SPM. SPM akan sulit dipenuhi jika dana public service obligation (PSO) belum turun dan tarif KA ekonomi belum naik.

"SPM memang sudah dibuat. Tetapi sudah memenuhi standar atau belum, ini masih dalam proses. Pemerintah harus beri masa peralihan, setidaknya enam bulan," kata Pelaksana Tugas Ketua Komisaris PT Kereta Api Indonesia Yahya Ombara, Selasa (1/3/2011) di Kota Semarang, Jawa Tengah.

Sebelumnya, ketentuan mengenai SPM dituangkan dalam Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 9 Tahun 2011 tentang SPM untuk Angkutan Orang dengan Kereta Api.

PT KAI, kata Yahya, akan menghadapi kesulitan sebab, di satu sisi harus memenuhi SPM, di sisi yang lain dana PSO dari pemerintah belum turun. Padahal, tarif kereta ekonomi belum juga dapat dinaikkan.

"Ini, kan, jadi seperti perdebatan lebih dulu mana antara telur atau ayam. Karena itu, beri waktu sebelum sanksi dikenakan," ujar Yahya.

Menurut Yahya, dengan dana PSO pun sebenarnya PT KAI tidak dapat berbuat banyak. Besaran PSO yang diajukan PT KAI yaitu Rp 775 miliar, tetapi hanya disetujui Rp 639 miliar. Kekurangannya seharusnya didapat melalui kenaikan tarif KA ekonomi.

Yahya menilai, kenaikan tarif KA ekonomi merupakan keniscayaan yang harus dipenuhi agar PT KAI dapat memenuhi SPM. Saat ini, direksi PT KAI masih mengalkulasi besaran kenaikan tarif KA ekonomi yang akan diterapkan jika sudah disetujui pemerintah.

Vice President PT KAI Daerah Operasional IV M Soleh Kosasih menuturkan, untuk memenuhi SPM, pihaknya akan lebih memaksimalkan kebersihan KA ekonomi, terutama toilet.

Jika biasanya dalam satu rangkaian hanya ada satu petugas kebersihan, kini setiap dua kereta dibersihkan oleh satu orang sehingga lebih maksimal.

"Namun, kami juga meminta penumpang untuk turut menjaga fasilitas yang ada di KA. Kami kesulitan karena dalam setiap perjalanan, ada saja fasilitas yang hilang. Yang paling sering hilang adalah keran air di toilet," kata Soleh.

Meskipun sudah ada dua petugas keamanan dalam setiap rangkaian KA, Soleh mengatakan, kehilangan terus terjadi dan tidak dapat dicegah.

 

 

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com