Menurut Sukar, penghargaan memang menjadi salah satu faktor yang membuat orang tertarik mendalami wayang potehi. Maka, setiap kali mendapati anak muda yang tertarik mempelajari wayang potehi, ia mengajaknya pentas dan memberi mereka penghargaan berupa uang.
”Asal mereka terlibat dalam pentas, pasti dikasih. Anak baru pun langsung dikasih (uang). Jadi, mereka tahu kalau ini (wayang potehi) menjanjikan,” katanya.
Saat mendalang, Sukar membebaskan diri dalam membawakan cerita. Ia menggunakan bahasa Indonesia dengan logat China. Namun, kadang-kadang dia juga melontarkan lelucon dalam dialek suroboyoan.
Di sela-sela cerita yang ditampilkan, dia juga sering menyisipkan nasihat. Hal itu, misalnya, tentang pentingnya menjaga lingkungan agar tidak terjadi banjir. Pesan-pesan seperti itu juga yang dia bawa saat diundang tampil mendalang di sebuah stasiun televisi lokal di Surabaya.
Nasihat seperti itu dia sebut sebagai pesan-pesan ”dokter”. Inspirasinya diambil dari keadaan di sekitar lokasi pementasan wayang potehi. ”Apa yang saya lihat di lingkungan, ya itu yang muncul di panggung. Kalau sebagai dalang kita enggak sampai ke situ, ya enggak usah jadi dalang,” ucapnya.
Ketika sedang mendalang, Sukar juga membebaskan penonton yang masih kanak-kanak untuk maju,
Dengan cara itu, Sukar merasa telah memperkenalkan wayang potehi kepada anak-anak. Perkenalan itu