Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Awas, Kerusakan Lingkungan Puncak Merapi

Kompas.com - 27/01/2011, 20:33 WIB

SEMARANG, KOMPAS.com - Bahaya terbesar yang akan dialami masyarakat, yang tinggal di kawasan daerah bencana Gunung Merapi, ternyata bukan hanya banjir lahar dingin. Kerusakan lingkungan termasuk rusaknya Taman Nasional Gunung Merapi akibat awan panas, bila tidak ditangani dengan baik, 3-4 tahun akan menimbulkan kerusakan lingkungan besar di kawasan Merapi.

Hal itu disampaikan Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) Badan Penanggulangan Bencana Daerah Jawa Tengah, Priyantono Djarot Nugroho, Kamis (27/1/2011) menyusul adanya revisi peta daerah rawan bencana erupsi Gunung Merapi yang diterbitkan oleh Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta.

Djarot Nugroho mengatakan, hingga musim hujan berakhir April nanti diperkirakan masih sebanyak 130 juta meter kubik material vulkanik Merapi yang masih berada di puncak.

Oleh karenanya, masih besarnya volume timbunan material yang masih mengancam kawasan lereng Gunung Merapi, dalam peta baru itu, dinyatakan daerah rawan bencana tidak lagi 5-10 kilometer melainkan berjarak 15 kilometer dari puncak Gunung Merapi.

Dengan perubahan besar atas kondisi Gunung Merapi pascaerupsi pada 26 Oktober 2010 itu, kini sudah terdeteksi adanya bahaya yang akan dialami oleh masyarakat di sekitar Gunung Merapi.

Bahaya tersier terkait kerusakan lingkungan di puncak Gunung Merapi, sebaiknya di daerah rawan bencana I tidak lagi ada kegiatan penambangan pasir. Kawasan itu harus segera direhabilitasi dan hutan harus segera dipulihkan, yang tentunya kegiatan penambangan harus dilarang.

Apabila penambangan tetap berlangsung, bukan tidak mungkin dalam kurun waktu 3-5 tahun, masyarakat yang bermukim di puncak Merapi akan mengalami bencana kerusakan lingkungan. Sumber-sumber air akan hilang dan hutan tidak pulih, penduduk akan kehilangan mata pencahariannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com