Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cap Tikus Harus Diselamatkan

Kompas.com - 13/01/2011, 21:27 WIB

MANADO, KOMPAS.com — Usaha sejumlah petani alkohol cap tikus di Sulawesi Utara harus "diselamatkan" seiring dengan tidak nyamannya berproduksi untuk meningkatkan taraf hidup ekonomi keluarga.

"Kegiatan pertanian alkohol cap tikus di daerah selalu tidak mendapat perlakuan baik. Hasil produksinya yang akan dijual selalu diuber-uber pihak kepolisian," kata anggota DPRD Sulut, Felly Runtuwene, di Manado, Kamis (13/1/2011).

Polisi beralasan, produk usaha petani aren itu langsung berhubungan dengan minuman keras dan tindak pidana. Padahal, usaha memproduksi alkohol cap tikus yang sebagian besar berasal dari Kabupaten Minahasa Selatan itu sudah lama membudaya di tengah masyarakat untuk mendongkrak kondisi ekonominya.

"Pemerintah daerah harus segera mencari solusi untuk memperbaiki usaha petani alkohol yang mencapai puluhan ribu orang. Sebab, itu kegiatan yang sudah lama atau turun-temurun," katanya.

Menurutnya, sangat sulit bagi para petani alkohol mengalihkan usahanya ke kegiatan lain karena sudah cukup lama bekerja untuk menopang kesejahteraan keluarga dari kegiatan itu. 

Salah satu solusi yang diusulkan, yakni pemerintah daerah segera menyiapkan program pelatihan dan tekonologi agar sumber alkohol cap tikus bisa dialihkan menjadi alkohol teknis untuk medis, energi, dan sebagainya.

Kabupaten Minahasa Selatan sebenarnya pernah dikunjungi Kementerian Negara Riset dan Teknologi untuk membantu pengembangan alkohol teknis menjadi sumber bahan bakar energi nabati. Sayang, hal itu tidak ada tindak lanjutnya.

Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Sulut Robby Assa mengatakan, alkohol teknis cap tikus memiliki manfaat besar untuk energi sehingga akan diupayakan untuk pengembangan. Alkohol cap tikus jika diupayakan untuk dijadikan bahan bakar alternatif sangat optimal. Satu liter cap tikus bisa menghasilkan 7 liter minyak tanah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com