magelang, kompas -
”Keputusannya memang untuk dibagikan kembali. Namun, sampai saat ini kami masih menunggu petunjuk teknisnya,” kata Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Magelang Tri Agung, Selasa (28/12). Ratusan ekor sapi tersebut ditampung di kandang ternak Kecamatan Borobudur hampir sebulan terakhir.
Ketua Asosiasi Peternak Sapi Magelang Mukhlisin mengatakan, semestinya prioritas pembagian sapi adalah untuk warga di lereng Merapi. ”Warga di lereng Merapi kini tak mempunyai modal lagi untuk menggarap lahan. Meski sudah menjual sapi-sapinya, uang mereka habis untuk hidup sejak terkena dampak letusan,” kata Mukhlisin.
Sapi-sapi tersebut sangat berguna bagi warga sekitar Merapi untuk menggarap lahan. Terlebih saat ini mereka harus segera menanam agar dapat mencukupi kebutuhan hidup untuk beberapa bulan ke depan.
Hal senada disampaikan Kepala Desa Argomulyo, Kecamatan Dukun, Magelang, Yatin. Menurut dia, akibat letusan Merapi, lahan-lahan warga di lereng Merapi mengeras karena tertutup material letusan hingga 20 sentimeter. Warga kesulitan mengolah kembali lahan yang tertutup material vulkanik tersebut karena sangat tebal dan keras.
Di Kota Semarang, Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Jawa Tengah Sujarwanto mengungkapkan, ada kemungkinan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah yang mendapat pinjaman lunak dari pemerintah dan menjadi korban erupsi Merapi akan mendapat ”pemutihan”. Sedangkan kredit usaha para korban dengan perbankan akan dire- strukturisasi. Hal itu merupakan hasil dari koordinasi dengan pemerintah pusat beberapa waktu lalu.
Saat ini pemprov tengah mendata jumlah pelaku usaha yang menjadi korban. Data sementara, 66 unit koperasi dan 39.000 pelaku UMKM yang tersebar di Kabupaten Magelang, Klaten, dan Boyolali menjadi korban erupsi Merapi.