Ketua Paguyuban Manager Hotel dan Restoran di kawasan Bromo, Digdoyo Djamaluddin, mengatakan, ada 12 hotel yang tergabung dalam paguyuban dengan jumlah kamar 280 unit. Biasanya puncak keramaian tingkat hunian hotel terjadi mulai 24 Desember hingga pergantian tahun.
Saat puncak keramaian itu tarif hotel biasanya naik dan pemesanan sudah dilakukan sejak November. Tahun ini sejumlah hotel terpaksa mengembalikan uang reservasi yang dikirimkan calon tamu.
”Kalau tidak jadi datang tidak masalah dan membatalkan sendiri tidak masalah. Tetapi kami harus mengembalikan uang muka yang telanjur dikirimkan dengan besaran 25 persen hingga 50 persen,” kata Digdoyo, Senin (27/12) di Probolinggo.
Jika diasumsikan tarif sewa kamar rata-rata Rp 200.000 dikalikan 280 kamar, potensi penghasilan yang hilang sudah mencapai Rp 560 juta. Padahal, tarif hotel saat puncak keramaian bisa mencapai Rp 400.000 hingga Rp 600.000. ”Itu belum dikalikan waktu ramai mulai 24 Desember hingga 2 Januari atau sembilan hari,” tuturnya.
Adapun kerugian akibat kerusakan fasilitas hotel akibat abu vukanik rata-rata Rp 50 juta hingga Rp 75 juta per hotel. Hingga saat ini hotel belum memungkinkan dibuka untuk tamu karena listrik masih padam dan
Menurut Digdoyo, yang diperlukan pengelola hotel saat ini adalah bagaimana akses jalan ke kawasan Bromo dibersihkan dari abu yang menumpuk agar tidak semakin tebal. Selain itu, pasokan air bersih sangat penting dan aliran listrik bisa menyala kembali.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Probolinggo Tutug Edi Utomo menyatakan, erupsi Bromo menimbulkan dampak primer (langsung) dan sekunder (tidak langsung). Dampak langsung dari letusan terutama terkait jiwa telah diantisipasi. Dampak tidak langsung berpengaruh pada kesehatan, pertanian, infrastruktur, dan lain-lain termasuk pariwisata.
Posko Bencana Letusan Bromo di Kantor Kecamatan Sukapura menyebutkan setiap hari PDAM Probolinggo memasok air bersih sebanyak enam tangki kapasitas 6.000 liter kepada warga, khususnya di Ngadirejo, Jetak, dan Wonotoro. Air itu cukup digunakan untuk memasak, bukan untuk keperluan mandi.