Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korem Bogor Targetkan 400.000 Trembesi

Kompas.com - 24/11/2010, 21:33 WIB

BOGOR, KOMPAS.com - Komando Resort Militer 061/Surya Kancana menargetkan menanam 400.000 sampai 500.000 pohon trembesi atau Ki Hujan (Samanea saman) di wilayah teritorialnya. Saat ini sudah 37.500 pohon trembesi yang ditanam.

"Sampai bulan kemarin sudah ditanam 37.143 pohon. Kami menargetkan sampai Januari 2011 akan ditanam 400.000 sampai 500.000 pohon trembesi. Saat ini ada sekitar 700.000 bibit di sejumlah lokasi penyemaian," kata Komandan Korem 061/Surya Kancana Kolonel Infantri Doni Monardo, di Pondok Pesantren Daarul Ullum Lido, di Desa Ciburuy, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Logor, Rabu (24/11/2010) siang.

Di pondok pesantren tersebut, Doni bersama Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan, musisi Iwan Fals, serta pimpinan Ponpes KH Akhmad Yani dan para santrinya, melaksanakan penanaman pohon trembesi di kompleks pesantren tersebut.

Acara ini difasilitasi juga oleh Djarum Fondation. "Trembesi yang ditanam sebanyak 200 pohon yang merupakan bagian dari 7.409 pohon yang akan ditanam di Kecamatan Cigombong pada pekan ini," kata Danramil Cigombong/Cijeruk, Kapten Suryaman, penangung jawab penanaman trembesi di wilayah koramilnya.

Danrem Doni Munardo menegaskan, pendapat yang menyatakan trembesi merusak lingkungan adalah salah. Jenis pohon tersebut tidak mematikan rumput yang ada dibawahnya atau mematikan pohon-pohon lokal. Justru trembesi sangat baik untuk kawasan lahan tandus.

Trembesi memiliki tajuk-tajuk yang rindang. Pohon ini besar sesuai dengan lahan terbukanya, tidak merusak bangunan/badan jalan. Kecuali kalau jalan-jalannya sempit. "Pohon jenis ini sudah sejak pemerintahan kolonial Inggris dan Belanda sejak 200 tahun lalu di berbagai negara, termasuk Indonesia. Hampir disemua bangunan peninggalan Belanda, seperti istana-istana dan kompleks-kompleks militer, di halamannya ada pohon trembesi," tutur Doni.

Lebih dari itu, lanjutnya, trembesi memiliki kemampuan menakjubkan untuk menyerap karbondiosida (C02). Dengan mengutip hasil penelitian Endes N Dahlan (dosen Institut Pertanian Bogor), Doni menyakini pohon trembesi merupakan terobosan untuk mengatasi pemanasan global, sebuah masalah yang bukan omong kosong, tetapi sudah terjadi di depan mata.

Berkaitan dengan itu, Danrem 061/Surya Kancana memastikan pihaknya memilih trembesi untuk membantu program pemerintah, yang berjanji akan mengurangi emisi karbon hingga enam persen pada tahun 2014. Ia belum berpikir untuk mengganti atau menyemai bibit jenis pohon lainnya untuk program penghijauan di wilayah teritorialnya.

"Penghijauan ini tangung jawab bersama. Semua pihak dapat berpartisipasi dan memilih pohon yang akan ditanamnya. Kami memutuskan memilih trembesi. Bagi saya pohon ini sangat bermanfaat dan cantik. Saya bilang trembesi itu pohon yang seksi," kata Doni.

Danrem menambahkan, pihaknya pun sudah dihubungi oleh perusahaan yang akan membangun jalan baru dari Sentul Selatan - Jonggol Sukabumi sekitar 43 kilometer, yang meminta bantuan untuk penanaman pohon trembesi di jalur hijau kiri kanan jalan tersebut. "Pohon itu akan ditanam tiga lapis. Kami yang menyediakan bibitnya, warga yang menanam dan merawatnya mendapat manfaat secara ekonomis dari pohon yang ditanam mereka," kata Doni.

Adapun menurut Endes N Dahlan, sebagaimana siaran pers yang dikeluarkan Corporate Communication Manager Djarum, satu batang pohon trembesi dewasa mampu menyerap gas C02 sebanyak 28.488,39 kilogram per tahun. Sehingga, penanaman pohon jenis ini secara luas dapat menurunkan konsentrasi gas C02 dengan efektif dalam waktu yang lebih singkat.

"Untuk membuktikan hal ini, saya telah meriset 43 pohon yang umum dimanfaatkan sebagai tanaman penghijauan. Hasilnya, pohon Ki Hujan atau trembesi terbukti paling banyak menyerap CO2 dan memiliki kemampuan menyerap air tanah yang kuat. Jadi akan sangat besar manfaatnya jika kita menanam trembesi di banyak tempat dalam jumlah banyak di Indonesia," kata Endes.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com