Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cuaca Ekstrim, Petani Padi Gagal Panen

Kompas.com - 13/11/2010, 05:36 WIB

LIWA, KOMPAS.com - Ratusan hektare tanaman padi di Lampung Barat gagal panen akibat hama pengaruh cuaca ekstrim. "Sejak terjadinya cuaca ekstrim, tanaman padi saya berubah menguning, setelah itu membusuk dan mati, kondisi ini membuat petani merugi," kata Winarsono (39), petani dari Sukau, Lampung Barat, sekitar 298 Km dari Bandarlampung, Jumat (12/11/2010).

Dia menjelaskan, kerusakan tanaman padi petani mencapai ratusan hektare lebih. Menurut dia, imbauan pemerintah telah dilaksanakan, tetapi hasil yang didapat malah sebaliknya.

"Kami pernah mengeluh tentang kondisi tanaman padi kami, tetapi terkesan pemerintah diam, dan hasilnya seperti ini, tanaman padi kami rusak dan gagal panen," kata dia lagi.

Akibat kesal mengalami gagal panen, petani membakar seluruh tanaman padi. "Kerugian petani padi akibat gagal panen mencapai ratusan juta, kami tidak tahu harus berbuat apa, karena seluruh modal pertanian sudah dialokasikan semua, dan hasil sama sekali nihil," katanya.

Petani menyayangkan lambatnya penanganan petugas pertanian untuk mengatasi masalah yang dihadapi petani, sehingga gagal panen yang ditakutkan sejak awal benar benar terjadi.

Saat ini yang bisa dilakukan petani hanya menunggu bantuan dari pemerintah, baik bibit juga bantuan modal, sehingga petani dapat menanam padi kembali.

Petani lain, Marwoto (44), mengatakan, petani mengharapkan bantuan dari pemerintah. "Kami tidak bisa berbuat banyak, karena saat ini kami tidak ada modal untuk mengolah sawah kami kembali, dan kondisi ini jelas akan mempengaruhi perekonomian kami," kata dia.

Dia menjelaskan, seharusnya pemerintah dapat melihat lahan yang gagal panen, sehingga antisipasi selanjutnya dapat dilakukan.

"Kami mengharapkan bantuan dari pemerintah baik bibit padi, maupun modal untuk bertanam padi kembali, selain itu, pemerintah juga dapat tanggap akan keluhan petani, bila mengalami masalah pada tanaman sehingga kejadian gagal panen tidak terulangi lagi," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com