Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Thamrin Usman Abu Tandan Kelapa Sawit dan Biodiesel

Kompas.com - 27/09/2010, 03:47 WIB

Tandan buah kelapa sawit kosong adalah sampah pengolahan buah kelapa sawit menjadi CPO. Sampah itu dapat dimanfaatkan sebagai katalisator setelah dibakar dan menjadi abu.

Dipatenkan

Penelitian dan uji coba yang dilakukan Thamrin selesai pada 2007 dan dipatenkan tahun 2009. Oleh Direktorat Hak Atas Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, hak paten itu dikualifikasi tak ternilai harganya.

Hasil penelitian Thamrin juga menjadi satu-satunya penelitian asal Universitas Tanjungpura yang dipatenkan. Metode transesterifikasi dengan katalisator abu tandan buah kelapa sawit kosong itu sudah diujicobakan pada biji jarak pagar, buah kelapa, dan kelapa sawit. Hasilnya sama bagusnya.

Selain itu, ia juga menemukan metode esterifikasi. Temuan ini menggunakan bahan baku limbah ekstraksi kelapa sawit menjadi CPO yang sering disebut sludge. Temuan ini pun bisa menekan biaya produksi bahan bakar nabati karena sludge atau limbah diperoleh dengan harga murah.

Metode esterifikasi mereaksikan sludge dengan metanol menggunakan katalisator tanah liat. Metode ini langsung menghasilkan produk bahan bakar nabati murni dengan kode B100. Reaksi kimia itu juga menghasilkan produk sampingan yang bernilai ekonomi tinggi berupa gliserol yang sering dipakai industri kosmetik, farmasi, rokok, makanan, dan bahan peledak.

Bahan bakar nabati murni temuan Thamrin sudah diujicobakan pada kendaraan bermesin diesel. ”Solar dari bahan bakar fosil di mobil kami kuras habis, lalu dimasukkan bahan bakar B100 hasil penelitian. Ketika dinyalakan, mesin langsung hidup dan saat kendaraan dijalankan tak ada masalah. Bahan bakar biodiesel juga ramah lingkungan,” katanya.

Dengan kalkulasi sederhana, bahan bakar nabati murni yang menggunakan bahan baku CPO membutuhkan biaya pokok sekitar Rp 5.000 per liter. Biodiesel yang dihasilkan Thamrin menggunakan sludge hanya membutuhkan biaya pokok sekitar Rp 3.000 per liter.

”Biodiesel dari metode transesterifikasi belum dihitung biaya pokoknya secara teliti, tetapi saya bisa pastikan antara Rp 3.000-Rp 5.000 per liter karena lebih mahal dari yang menggunakan sludge, tetapi lebih murah dibandingkan CPO,” katanya.

Diproduksi massal?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com