Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Minta Pengungsi Bersabar

Kompas.com - 07/09/2010, 04:08 WIB

Kabanjahe, Kompas - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta para pengungsi bersabar di pengungsian sampai kondisi benar-benar aman. Kondisi Gunung Sinabung tidak bisa diprediksi meskipun menggunakan peralatan canggih.

Hal itu dikemukakan Presiden kepada 2.000-an pengungsi di Jambur Sempakata, Desa Samura, Kecamatan Kabanjahe, Kabupaten Karo, Sumatera Utara, Senin (6/9).

Menurut Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono, tanggap darurat yang seharusnya berakhir 9 September akan diperpanjang sampai kondisi Gunung Sinabung benar-benar aman.

Kepada pengungsi di Jambur Tuah Lopita, Kecamatan Munthe, Presiden menasihati agar para pengungsi menjaga kerukunan dan toleransi mengingat di lokasi itu berkumpul penduduk dengan latar belakang berbeda-beda.

Dalam kunjungan itu, Presiden didampingi sejumlah menteri dan pejabat tinggi lain serta peneliti geofisika.

Presiden menyampaikan sumbangan Rp 3 miliar untuk korban letusan Gunung Sinabung. Rinciannya, Rp 2 miliar dikelola oleh Kementerian Sosial dan Rp 1 miliar dikelola oleh Kantor Kepresidenan. Bantuan diserahkan Presiden secara simbolik kepada Bupati Daulat Daniel Sinulingga.

”Saya senang, sistem sudah berjalan dengan baik. Logistik juga mencukupi,” katanya. Presiden berpesan agar penyaluran bantuan tepat sasaran. Jangan sampai menumpuk maupun sebagian mendapatkan bantuan dan sebagian lain tidak.

Presiden berpesan agar Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Karo transparan dan memberikan informasi kepada wartawan secara terus-menerus. Hal itu untuk menghindari rumor yang muncul dari data yang tidak akurat. Mereka juga harus mau dikritik.

Hingga Senin jumlah pengungsi mencapai 23.574 orang. Sebanyak 13.350 orang sakit, 103 di antaranya harus dirawat di rumah sakit.

Deformasi

Dalam kesempatan itu, Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Surono mengatakan, badan Gunung Sinabung mengalami deformasi, yaitu menggembung, karena tekanan dari dalam gunung meningkat. Ukuran tubuh gunung terpantau mengembang dari tanggal 4-5 September.

Pengukuran deformasi itu dilakukan dengan metode pengukuran jarak secara elektronis (electronic distance measurement/EDM) dan metode ungkit. Metode EDM dilakukan dengan memasang kaca reflektor di tubuh gunung, kemudian ditembak dengan sinar laser dari titik pantau pada jarak tertentu. Waktu tempuh sinar laser menjadi ukuran mengembang atau mengempisnya gunung.

Adapun metode ungkit dilakukan dengan cara memasang dua sumbu mendatar. Yang satu mengarah ke puncak dan satunya lagi sejajar dengan puncak. Pada saat ada tekanan sangat dalam, sumbu yang sejajar dengan puncak terungkit. ”Dari situ kami bisa mengetahui ukuran deformasi badan gunung,” katanya.

Kedua metode itu digunakan oleh PVMBG bersama dengan pengukuran seismik.

Surono menuturkan, aktivitas vulkanik Gunung Sinabung dari Sabtu sampai Minggu malam cenderung meningkat. Pada Sabtu terjadi 25 gempa vulkanik dan hari Minggu terjadi 82 gempa vulkanik. Pada Senin pukul 00.00-18.00 terjadi 33 gempa vulkanik.

Belum bisa dipastikan apakah kumpulan energi itu akan memunculkan letusan baru atau hanya habis melalui getaran vulkanik. Status Sinabung masih awas sehingga warga yang tinggal dalam radius 6 kilometer dari Gunung Sinabung harus tetap di pengungsian. (HAR/MHF)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com