Bambang Irawan, pasien lumpuh, sudah dua kali datang ke tempat itu. "Badan terasa ringan. Jari kaki saya sudah bisa digerakkan lagi," ujar pegawas Dinas Pekerjaan Umum Kapuas yang sejak 16 bulan lalu menderita lumpuh dari pinggang hingga kakinya itu.
Jangan Terpancing
Ketua MUI Kapuas, KH Abdul Muthalib, meminta masyarakat untuk tidak mudah terpancing dengan cara pengobatan yang secara logika sulit dinalar. "Bagi umat Islam hendaknya tetap meyakini bahwa hanya Allah SWT yang Maha Penyembuh, bukan batu atau lainnya," ujarnya.
Terkait proses pengobatan yang dilakukan Berti dengan mengusap perut atau bagian lain dari pasien perempuan, Abdul menegaskan secara hukum Islam tetap haram.
Diperbolehkan, katanya, jika dalam keadaan darurat. "Sang suami harus selalu didampingi selama pengobatan berlangsung," ujarnya.
Ketua IDI Kalsel, dr Dharma PTR Maulegha SpBP, mengatakan kekuatan batu itu hanya sugesti yang ditanamkan oleh empunya batu kepada orang-orang.
"Karena pengetahuan tentang medis lemah dan orang banyak putus asa melalui pengobatan medis, akhirnya membuat orang percaya dengan sugesti yang ditanamkan oleh si empunya batu tersebut," ujarnya via ponsel.
Dari segi medis, katanya, penyembuhan menggunakan batu, baik airnya diminum atau digosok ke badan, tidak mungkin terjadi. "Sampai saat ini tidak ada sejarahnya dari ilmu medis dan ilmu pengetahuan batu bisa menyembuhkan," ujar Dharma.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.