Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

UN Ulang Hanya Sekali

Kompas.com - 10/05/2010, 05:48 WIB

MALANG, KOMPAS - Pemerintah menyelenggarakan ujian nasional ulang bagi siswa yang tak lulus hanya sekali. Siswa yang tidak lulus UN ulang bisa mengikuti UN lagi tahun depan. Sekitar 70.000 peserta yang tidak lulus pada UN 2009 dapat mengikuti UN lagi pada tahun 2010.

”,Jika tak mau ikut UN tahun depan, masih ada kesempatan mengikuti ujian Kejar Paket B dan C,” kata Menteri Pendidikan Nasional Mohammad Nuh seusai membuka seminar memperingati hari ulang tahun ke-75 SMA St Albertus (SMA Dempo) di Malang, Sabtu (8/5).

Tahun ini sekitar 154.000 peserta UN tingkat SMA/SMK tidak lulus. Mereka diberi kesempatan mengikuti UN ulang pada Senin ini.

Secara terpisah, di pendapa rumah pribadinya di Puri Cikeas Indah, Bogor, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan, untuk meraih prestasi tertinggi, tidak ada siswa-siswi yang memperolehnya dengan jalan pintas. ”Semuanya harus mempersiapkan diri dengan sungguh-sungguh melalui proses belajar yang terus-menerus dan kerja keras,” kata Presiden saat berdialog melalui telepon dengan para peraih nilai UN tertinggi secara nasional.

Jangan korbankan siswa

S Hamid Hasan, ahli evaluasi dari Universitas Pendidikan Indonesia Bandung, mengatakan, pemerintah harus memastikan bahwa layanan pendidikan yang diterima siswa sudah baik.

”Intervensi pemerintah haruslah pada institusi untuk memastikan sekolah itu memiliki guru- guru yang kompeten, fasilitas yang cukup, dan pembelajaran yang membuat potensi siswa berkembang,” kata Hamid.

Jika kualitas pendidikan yang menjadi fokus pemerintah, lanjut Hamid, jangan mengorbankan anak. Artinya, hasil UN tidak untuk memvonis siswa lulus atau tidak lulus, tetapi untuk membantu siswa supaya bisa mencapai standar kelulusan minimal.

”Jika UN untuk peningkatan kualitas pendidikan, mestinya tidak dilakukan di jenjang akhir sekolah. Dengan demikian, siswa yang belum bisa memenuhi standar minimal punya cukup waktu untuk memperbaikinya,” kata Hamid.

Wakil Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Asosiasi Bimbingan Konseling Indonesia M Dimyati menilai, sistem pendidikan saat ini tidak lagi mengutamakan proses, tetapi hanya hasil. Ini bisa dilihat dari latihan- latihan soal yang intensif dilakukan sekolah untuk mempersiapkan murid menghadapi UN.

”Latihan-latihan soal itu juga kurang tepat karena tidak membiasakan anak memahami substansi soal atau masalah yang dihadapi,” lanjutnya.(ODI/HAR/ELN/LUK)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com