Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lanud Dipertahankan

Kompas.com - 24/04/2010, 04:27 WIB

Medan, Kompas - Meskipun nantinya Bandara Polonia Medan jadi pindah ke Kuala Namu, Pangkalan Udara TNI Angkatan Udara atau Lanud Medan harus tetap bertahan di Polonia. Alasannya, posisi Lanud Medan sudah sangat strategis sebagai titik pertahanan negara.

Panglima Komando Operasi TNI AU Marsekal Muda Eddy Suyanto menjelaskan, pihaknya akan tetap mempertahankan agar Lanud Medan tidak dipindah. ”Lokasinya sudah sangat strategis dari sisi pertahanan dan keamanan,” ujarnya seusai menjadi instruktur upacara serah terima jabatan Komandan Pangkalan Udara (Danlanud) Medan di Medan, Jumat (23/4).

Mantan Danlanud Medan Kolonel (Pnb) Tata Endrataka diganti oleh Kolonel (Pnb) Taufik Hidayat. Tata kini menjabat Paban II/Ops Staf Operasi Mabes TNI AU.

Menurut Eddy, lokasi Lanud Medan saat ini merupakan salah satu titik strategis selain Pekan Baru dan Nanggroe Aceh Darussalam dalam konteks pertahanan negara. Ketika terjadi konflik antara Indonesia dan Malaysia, Lanud Medan menjadi titik andalan.

”Kalau semua pesawat tempur sudah berada di sini (Medan), negara tetangga itu sudah takut. Ada Panglima Komando Operasi TNI AU di Medan saja, mereka sudah bertanya ada apa. Padahal, kami belum menyerang,” paparnya menjelaskan nilai strategis Lanud Medan.

Lanud Medan juga sangat strategis untuk membantu menangani bencana. Saat terjadi tsunami di Aceh, Desember 2004, jalur darat dan laut mati. Satu-satunya yang memungkinkan untuk mengirim bantuan ke lokasi kejadian adalah melalui jalur udara. Lanud Medan menjadi titik pemberangkatan yang bisa menjangkau ke berbagai lokasi bencana tersebut.

Oleh karena itu, lanjutnya, pemindahan Bandara Polonia ke Kuala Namu tidak harus disertai dengan pemindahan Lanud Medan. Lanud Medan jangan dipandang dari sisi bisnis, tetapi harus juga dilihat dari sisi pertahanan negara.

Selain itu, kata Eddy, jika Lanud Medan dipaksa untuk pindah, biayanya juga akan sangat besar. Harga tanah di Kuala Namu cenderung naik menyusul dibangunnya bandara di sana. Kondisi tanahnya juga berawa sehingga harus ditimbun dengan tanah sedalam 14 meter. ”Itu biayanya sangat besar. TNI AU rasanya tak akan punya uang untuk menimbun tanah itu,” ujarnya.

Belum lagi kebutuhan dana untuk perkantoran, perumahan, landasan, dan hanggar. Untuk membangun hanggar saja, butuh dana sampai puluhan miliar rupiah.

Wacana pemindahan Bandara Polonia Medan ke Kuala Namu terdengar sejak tahun 1990-an. Kabarnya, pemindahan Bandara Polonia Medan akan diikuti dengan pemindahan Lanud Medan. Paling tidak, pada 2007 Panglima Komando Operasi TNI AU I yang saat itu dijabat Marsekal Muda Ganjar Wiranegara pernah mengutarakannya.

Rancangan pembangunan Bandara Polonia dilakukan pada 1991 ketika Menteri Perhubungan dijabat oleh Azwar Anas. Persiapan pembangunan sedianya dilakukan pada tahun 1997. Namun, pembangunan ditunda karena saat itu terjadi krisis moneter.

Sejak saat itu, wacana pembangunan Bandara Kuala Namu tenggelam dan muncul lagi pada 2005 pasca-kecelakaan pesawat Mandala Airlines yang menewaskan Gubernur Sumut Tengku Rizal Nurdin.

Bandara senilai Rp 7 triliun (membengkak dari anggaran awal Rp 4,3 triliun) itu dibangun dalam tiga tahap. Rencana awal, bandara itu rampung pada 2010, kemudian target tersebut mundur menjadi 2011. (MHF)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com