Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bukan Rumah Tandzim Al Qoidah

Kompas.com - 20/03/2010, 09:17 WIB

"Sejak perjanjian damai, saya beberapa kali berhubungan dengan Raja Rimba. Kami memiliki pandangan yang sama. Tetapi, saya tak percaya dia ikut teroris itu. Mungkin ada yang memfitnah dengan menghubungkan teroris di Aceh dengan kelompok kami," kata Kubang.

Laili Fajri (25), istri Raja Rimba, mengatakan, suaminya pergi ke perbukitan Jalin untuk memancing ikan bersama beberapa kawannya, termasuk Kepala Desa Lamleupung. "Ia tidak mungkin terlibat teroris," katanya.

Sekat ideologis

Sekat ideologis itu dipahami betul oleh Gubernur NAD Irwandi Yusuf yang juga mantan petinggi GAM. Karena itu, tidak berselang lama setelah meletusnya kontak senjata dengan kelompok bersenjata yang menyebut dirinya Tandzim Al Qoidah Indonesia Cabang Serambi Mekah, dia tegas mengatakan, GAM sama sekali tak terlibat dengan gerakan itu.

Dalam konferensi pers di Jakarta, 9 Maret, Irwandi mengatakan, gerakan terorisme di wilayahnya bukan asli buatan rakyat Aceh. "Ini barang impor. Sampah dari Pulau Jawa dibuang ke Aceh," katanya.

Muslim Attahiri, pemimpin Dayah (Pesantren) Darul Mujahidin di Aceh Utara, mengatakan, kesukuan di Aceh sangat kuat. "Walau kami ingin menegakkan syariat Islam, itu bukan berarti kami ingin mendirikan negara Islam atau setuju tindakan teror yang dikendalikan orang luar Aceh. Kami pengikut ahlusunnah dan menentang gerakan wahabiyah itu," katanya.

Muslim dikenal gencar melakukan razia di jalanan untuk mencari pelanggar Qanun (Peraturan Daerah) Syariat Islam. Beberapa waktu lalu, dia diperiksa polisi karena pernah menggelar pelatihan calon mujahidin ke Palestina pada 2009. Beberapa calon mujahidin yang direkrutnya diketahui menjadi tersangka teroris.

"Kami memang mendukung jihad di Palestina, tetapi tidak di Aceh saat ini," ujarnya.

Sekretaris Jenderal Himpunan Ulama Dayah Aceh Tengku Faisal Ali mengatakan, gerakan GAM selama ini bukan untuk menegakkan syariat Islam, tetapi lebih ke perjuangan kebangsaan dan faktor ekonomi.

"Syariat Islam hanya menjadi slogan GAM untuk merekrut akar rumput, berbeda dengan kelompok teroris itu yang didorong semangat negara Islam dalam konteks internasional," katanya.

Faisal menambahkan, "Bukan menjadi rahasia umum, slogan syariat Islam itu pula yang menyebabkan beberapa pemimpin dayah mendukung GAM."

Setelah damai dan Aceh dipimpin mantan tokoh GAM, kata Faisal, muncul kekecewaan sebagian kalangan. Mereka yang kecewa salah satunya adalah yang dulu terpikat dengan janji syariat Islam itu. "Ini harus diantisipasi ke depan," katanya.

Asumsi kelompok bersenjata yang menyebut dirinya Tandzim Al Qoidah Indonesia Cabang Serambi Mekah untuk mendapatkan dukungan masyarakat Aceh, terutama dari kalangan GAM, agaknya keliru. Aceh bukanlah rumah yang cocok untuk gerakan teroris yang mengusung isu panislamisme. (Ahmad Arif/Mahdi Muhammad)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER NASIONAL] TWK KPK Diduga untuk Gagalkan Penangkapan Harun Masiku | Yusril Bantah Copot Afriansyah Noor

[POPULER NASIONAL] TWK KPK Diduga untuk Gagalkan Penangkapan Harun Masiku | Yusril Bantah Copot Afriansyah Noor

Nasional
Idul Adha 2024, Ma'ruf Amin Ajak Umat Islam Tingkatkan Kepedulian Sosial dan Saling Bantu

Idul Adha 2024, Ma'ruf Amin Ajak Umat Islam Tingkatkan Kepedulian Sosial dan Saling Bantu

Nasional
Jokowi, Megawati, hingga Prabowo Sumbang Hewan Kurban ke Masjid Istiqlal

Jokowi, Megawati, hingga Prabowo Sumbang Hewan Kurban ke Masjid Istiqlal

Nasional
KIM Disebut Setuju Usung Ridwan Kamil di Pilkada Jakarta, Golkar: Lihat Perkembangan Elektabilitasnya

KIM Disebut Setuju Usung Ridwan Kamil di Pilkada Jakarta, Golkar: Lihat Perkembangan Elektabilitasnya

Nasional
Isu Perombakan Kabinet Jokowi, Sandiaga: Saya Siap Di-'reshuffle' Kapan Pun

Isu Perombakan Kabinet Jokowi, Sandiaga: Saya Siap Di-"reshuffle" Kapan Pun

Nasional
Hadiri Lion Dance Exhibition, Zita Anjani Senang Barongsai Bertahan dan Lestari di Ibu Kota

Hadiri Lion Dance Exhibition, Zita Anjani Senang Barongsai Bertahan dan Lestari di Ibu Kota

Nasional
Timwas Haji DPR Ajak Masyarakat Doakan Keselamatan Jemaah Haji dan Perdamaian Palestina

Timwas Haji DPR Ajak Masyarakat Doakan Keselamatan Jemaah Haji dan Perdamaian Palestina

Nasional
5 Perbaikan Layanan Haji 2024 untuk Jemaah Indonesia: 'Fast Track' hingga Fasilitas buat Lansia

5 Perbaikan Layanan Haji 2024 untuk Jemaah Indonesia: "Fast Track" hingga Fasilitas buat Lansia

Nasional
Timwas Haji DPR Ingatkan Panitia di Arab Saudi untuk Selalu Awasi Pergerakan Jemaah

Timwas Haji DPR Ingatkan Panitia di Arab Saudi untuk Selalu Awasi Pergerakan Jemaah

Nasional
Safenet Nilai Pemblokiran X/Twitter Bukan Solusi Hentikan Konten Pornografi

Safenet Nilai Pemblokiran X/Twitter Bukan Solusi Hentikan Konten Pornografi

Nasional
Pastikan Keamanan Pasokan Energi, Komut dan Dirut Pertamina Turun Langsung Cek Kesiapan di Lapangan

Pastikan Keamanan Pasokan Energi, Komut dan Dirut Pertamina Turun Langsung Cek Kesiapan di Lapangan

Nasional
Bersikeras Usung Ridwan Kamil di Jawa Barat, Golkar: Di Jakarta Surveinya Justru Nomor 3

Bersikeras Usung Ridwan Kamil di Jawa Barat, Golkar: Di Jakarta Surveinya Justru Nomor 3

Nasional
Soal Tawaran Masuk Kabinet Prabowo-Gibran, Sandiaga: Lebih Berhak Pihak yang Berkeringat

Soal Tawaran Masuk Kabinet Prabowo-Gibran, Sandiaga: Lebih Berhak Pihak yang Berkeringat

Nasional
PPP Tak Lolos Parlemen, Sandiaga: Saya Sudah Dievaluasi

PPP Tak Lolos Parlemen, Sandiaga: Saya Sudah Dievaluasi

Nasional
Respons Menko PMK, Komisi VIII DPR: Memberi Bansos Tidak Hentikan Kebiasaan Berjudi

Respons Menko PMK, Komisi VIII DPR: Memberi Bansos Tidak Hentikan Kebiasaan Berjudi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads

Copyright 2008 - 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com