Memang tak banyak yang seperti Tonny, yang "serius" memasang kaligrafi ungkapan tanah leluhurnya. Sebab, sebagian besar permintaan kaligrafi ternyata berupa ungkapan belasungkawa.
Chang yang juga Ketua Umum Perhimpunan Seni Kaligrafi & Lukis Zhonghua Indonesia mengaku rata-rata menulis 50 ungkapan dukacita dalam sehari. Ia mematok harga Rp 60.000 per lembar. Artinya, dari tulisan, ia berpeluang meraih pendapatan sekitar Rp 3 juta sehari.
Meski demikian, lebih banyak permintaan yang tak ditarik bayaran. "Lebih banyak yang saya kasih cuma-cuma," ujar pria yang sekitar 50 tahun menekuni kaligrafi China itu. Selain itu, Chang juga membuka les privat dengan tarif Rp 150.000 per murid untuk sekali pertemuan dengan durasi dua jam. Kini ia memiliki 10 murid privat.
Namun, lebih dari segalanya, bagi Chang dan Tjutju, apa yang mereka lakukan tak sekadar berorientasi bisnis. Sebab, hampir semua pelukis kaligrafi sudah mapan secara ekonomi dari mata pencarian utamanya. Menjadi pewaris seni kaligrafi China, bagi mereka, lebih merupakan panggilan hati.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.