Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Spirit Antikorupsi ala Saminisme

Kompas.com - 26/01/2010, 14:27 WIB

Sedangkan sedulur sikep sering dicemooh dan dianggap sebagai orang yang nyeleneh, bahkan oleh masyarakat setempat. Padahal, terlepas dari sisi kontroversialnya itu, bukankah mereka jelas lebih mulia daripada koruptor? Maka tidak ada salahnya, sebagai masyarakat berbudaya, kita juga tidak alergi menggali dan meneladani sisi positif dari tradisi dan kearifan lokal yang ada.

Dalam hal ini, penulis mengetengahkan saminisme karena sedulur kita yang satu ini sering dicibir karena kenyelenehannya. Dengan demikian, nilai-nilai positif yang diusungnya justru terkubur oleh cara pandang kita yang merasa sebagai orang yang tidak nyeleneh dan normal-normal saja.

Harus kita sadari, korupsi adalah penyakit akut yang menyerang bangsa ini sehingga telah merusak berbagai sendi kehidupan. Bahkan, almarhum Prof Dr Satjipto Raharjo, SH menuturkan bahwa korupsi merupakan kejahatan luar biasa karena dilakukan oleh orang-orang luar biasa sehingga penanganannya pun harus dengan cara-cara luar biasa pula.

Ketika perilaku korup telah dianggap sebagai hal yang lumrah untuk memperkaya diri maka menjadi pertanda bobroknya moralitas karena rasa malu telah berganti sifat rakus akan harta dengan menghalalkan segala cara. Di zaman ini, banyak yang merasa sebagai orang modern, intelek, dan berpikiran progresif, namun perilakunya cenderung menunjukkan kerakusan dan jauh dari kejujuran. "Jujur ajur" begitu pepatah yang populer di tengah-tengah masyarakat.

Komunitas masyarakat samin, terlepas dari sisi kontroversialnya, adalah potret masyarakat yang menjunjung tinggi kejujuran dan tidak mau merugikan sesama. Maka kita yang mengaku sebagai orang modern dan berperilaku wajar-wajar saja semestinya tidak mempraktikkan perilaku korup yang jelas merugikan banyak pihak.

Fakhruddin Aziz Peminat Masalah Sosial, Lahir di Blora, Alumnus UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Mantan Ketua Kamaba (Keluarga Mahasiswa Blora Yogyakarta)

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com