Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dana Bantuan Gempa Diduga Dipotong

Kompas.com - 25/01/2010, 21:35 WIB

SUKABUMI, KOMPAS.com - Dana rehabilitasi rumah rusak akibat gempa di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, diduga dipotongan oleh oknum tertentu di beberapa desa dalam wilayah Kecamatan Parakansalak, Sukabumi.

"Ada sejumlah warga desa yang melaporkan dana bantuan gempanya dipotong oknum tertentu. Pemberian bantuan gempa tersebut dilakukan sejak sepekan yang lalu," kata Ketua LSM Mania, Aom Muharam, di Sukabumi, Senin (25/1/2010).

Akibat gempa 7,3 SR yang berpusat di Tasikmalaya pada 2 September 2009 itu menyebabkan puluhan ribu rumah di Kabupaten Sukabumi mengalami kerusakan berat, sedang dan ringan.

Dana yang diduga dipotong itu antara Rp 100 ribu hingga Rp 150 ribu per orang dan warga tidak mengetahui secara pasti alasan dana bantuan itu dipotong.

"Warga menduga potongan dana tersebut untuk mengurus administrasi. Namun, kebijakan tersebut sebenarnya tidak diperbolehkan karena mengambil hak para korban gempa," katanya.

Dihubungi secara terpisah, Kepala Dinas Sosial (Dinsos), Kabupaten Sukabumi, Wahyu Utomo mengungkapkan, pemotongan dana bantuan gempa sama sekali tidak diperbolehkan.

"Bila ada warga yang merasa dana bantuannya dipotong segera lapor kepada petugas," katanya.

Pengawasan penyaluran bantuan gempa dilakukan aparat desa dan kecamatan, yang disalurkan melalui kelompok masyarakat dan dicairkan melalui dua rekening yakni Bank BRI dan BPR.

"Bantuan gempa yang telah disalurkan hanya untuk warga yang rumahnya rusak ringan saja. Sementara, rumah rusak berat dan sedang direncanakan akan dibagikan pada awal bulan Februari 2010, dengan anggaran Rp 24 miliar," katanya.

Dana bantuan rumah rusak ringan itu berasal dari APBD Kabupaten Sukabumi senilai Rp 8,9 miliar untuk merehabilitasi sebanyak 18.690 rumah warga yang mengalami rusak ringan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com