Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggodo Mengaku Sering Berkomunikasi dengan Ritonga

Kompas.com - 30/10/2009, 13:48 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggodo Widjojo, adik Direktur PT Masaro Radiokom Anggoro Widjojo, mengaku kenal dengan Wakil Jaksa Agung Abdul Hakim Ritonga. Ia menyebut Ritonga sebagai teman.

Anggodo yang dicegat wartawan usai melapor soal rekaman KPk yang dianggapnya menyudutkan dirinya di Gedung Bareskrim Mabes Polri, Jakarta, Jumat (30/10) mengatakan, sebagai teman adalah wajar jika saling berkomunikasi.

"Kalau soal telepon ya saya telepon. Saya kenal Pak Ritonga, tapi tidak pernah komunikasi dengan Pak Ritonga soal ini (KPK). Masak sausara berteman dengan saya salah," ujar Anggodo.

Seperti diberitakan, dalam transkrip rekaman yang beredar nama Anggodo disebut-sebut sebagai tokoh percakapan. Pembicaraan Anggodo dengan sejumlah orang itu menyebut nama-nama petinggi Kejaksaan Agung antara lain Wakil Jaksa Agung Abdul hakim Ritonga dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang disebut RI 1.

Percakapan orang yang diduga Anggodo itu juga beberapa kali menyebut "Bos Trunojoyo". Trunojoyo adalah nama jalan atau alamat Mabes Polri.

Rekaman pembicaraan itu diduga merupakan percakapan mengenai skenario mengkriminalkan Komisi Pemberantasan Korupsi yang saat ini berujung pada penahanan Wakil Ketua KPK (nonaktif) Bibit Samad Rianto dan Chandra.

Anggodo mengaku tidak mengenali suara dalam rekaman yang diperdengarkan oleh pihak polisi. "Saya tidak tahu. Saya mendengarkan, tapi tidak tahu suara siapa," kata Anggodo.

Ia juga mengaku sempat ditunjukkan transkrip rekaman pembicaraan oleh polisi. "Kalau soal transkrip, saya (baca) sepintas," ujar Anggodo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Nasional
Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Nasional
Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Nasional
Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

Nasional
Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

Nasional
Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

Nasional
Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Nasional
Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran 'Game Online' Mengandung Kekerasan

Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran "Game Online" Mengandung Kekerasan

Nasional
Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi 'May Day', Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi "May Day", Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Nasional
Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

Nasional
Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com