Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bantuan Korban Terhambat karena Jalan Putus Total

Kompas.com - 01/10/2009, 14:42 WIB

BENGKULU, KOMPAS.com — Jalan lintas barat (jalinbar) yang terputus total di Desa Serangai, Kecamatan Ketahun, Bengkulu Utara, menyebabkan pengiriman bantuan bagi korban gempa bumi di Padang, Sumatera Barat, terhambat.

"Kami harus lewat lintas tengah, Lubuk Linggau, Sumatera Selatan, dengan selisih waktu 3 sampai 4 jam karena Jalinbar putus," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Yohanes Noor, Kamis (1/10).

Selain itu, jika melalui jalinbar, bantuan logistik dari Pemprov Bengkulu yang diberangkatkan pada Kamis dikhawatirkan tidak akan tiba di Padang karena jalur Kabupaten Pesisir Selatan, Painan, dan Kota Padang juga terputus.

Yohanes mengimbau, semua pihak yang ingin mengirimkan bantuan lewat darat untuk mengambil jalur lintas tengah karena jalinbar tidak bisa digunakan.

Asisten II Pemprov Bengkulu Fauzan Rahim mengatakan, jalan putus tersebut sudah dilaporkan ke Dirjen Bina Marga Departemen Pekerjaan Umum.

"Sudah dilaporkan ke Dirjen Bina Marga untuk segera menganggarkan dana bagi peningkatan jalan alternatif lewat Batik Nau-Ketahun," katanya.

Gerusan ombak pantai barat Bengkulu membuat jalinbar Sumatera yang menghubungkan Bengkulu-Sumatera Barat, putus total. Jalan tersebut ambles sepanjang 50 meter, tepatnya di Desa Serangai Kecamatan Ketahun, Kabupaten Bengkulu Utara.

Bupati Bengkulu Utara Imron Rosadi saat dikonfirmasi membenarkan bahwa jalan tersebut ambles sepanjang 50 meter dan hanya menyisakan seperempat badan jalan. "Untuk saat ini hanya bisa dilalui mobil kecil dan jalur sudah dialihkan ke Ketahun-Batik Nau," katanya.

Namun, jalur alternatif sepanjang 50 km tersebut juga tidak bisa dilalui kendaraan besar bermuatan di atas 5 ton karena jembatan yang ada sangat kecil dan tidak sanggup menahan beban berat.

Untuk sementara, kendaraan pengangkut batu bara dan sawit tidak akan bisa melewati dua jalan itu. Kajian Yayasan Kanopi Bengkulu pada April 2009 menunjukkan bahwa gempa 2007 dengan kekuatan 7,9 SR dan beberapa gempa susulan telah meninggalkan retakan dan patahan tanah yang membuat laju abrasi semakin cepat.

Retakan tanah saat ini memang telah tertutup kembali. Namun, ikatan tanah belum utuh dan kekuatannya tidak seperti semula.

"Kalau selama ini yang terlihat retakan tanah hanya merusak jalan dan bangunan, ternyata retakan ini telah merusak struktur dan kekuatan tanah di pinggir pantai, dan mengalirnya air ke retakan tanah menyebabkan tanah menjadi lebih lunak dan mempercepat abrasi," kata staf Kanopi, Supintri Yohar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com