Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perburuan 17 Jam di Beji

Kompas.com - 09/08/2009, 05:10 WIB

Menurut Sunoto, warga Desa Gondopayang, Kecamatan Kedu, yang berjarak sekitar 6 kilometer dari Beji, dia rela untuk sementara meninggalkan ladangnya demi menyaksikan penangkapan pria misterius yang diduga Noordin M Top. ”Jarang-jarang melihat kejadian seperti ini. Rasanya seperti melihat film action dari jarak dekat,” ujar Sunoto yang datang ke lokasi kemarin pagi.

Kepala RT 01 Sukarjo mengatakan, drama perburuan teroris itu sungguh peristiwa luar biasa bagi warga yang selama ini dilingkupi rasa aman tenteram. ”Jangankan suara tembakan, suara percekcokan antartetangga saja sangat jarang terdengar di sini,” katanya.

Sebelum kejadian ini, Sukarjo dan sebagian warga juga mengaku tidak menangkap adanya hal mencurigakan. Kehadiran tamu asing di rumah Muhjahri juga tidak diketahui karena si pemilik rumah tidak pernah bercerita apa-apa.

”Posisi rumah Pak Muhjahri yang di pojok dusun agak terpencil, diapit sawah dan ladang jagung, membuat kami tidak mudah mengetahui kehadiran orang asing di rumahnya, terutama jika yang bersangkutan tidak melaporkannya kepada kami,” ujar Sukarjo.

Saat mendengar ada penangkapan teroris di rumah Muhjahri, lanjut Sukarjo, dia menduga orang yang dicari masih terkait dengan Tataq Lusiyanto (30), putra sulung Muhjahri. Tahun 2006, Tataq ditangkap polisi karena diduga terlibat dalam peledakan bom di Hotel JW Marriott, Jakarta, tahun 2003. Sejak itu, Tataq tidak pernah lagi terlihat di Dusun Beji.

Tidak kenal

Kepala Desa Kedu Purnomo Hadi mengatakan, dia tidak mengenal secara dekat Muhjahri maupun putranya, Tataq. Sejauh ini dia juga tidak melihat perilaku aneh dari keduanya.

Menyangkut Aris dan Hendra, Purnomo mengatakan, selama tiga tahun terakhir keduanya sudah mengubah sikap, dari pemuda kasar dan ugal-ugalan menjadi sosok yang baik dan sopan. ”Sejauh ini saya melihat mereka sudah berubah baik. Jika sebelumnya hanya pengangguran yang luntang-lantung tidak keruan, sekarang mereka terlihat lebih bertanggung jawab. Kondisi keuangannya pun membaik karena sudah memiliki pekerjaan tetap,” katanya.

Desa Kedu terdiri dari delapan dusun dan berpenduduk 900 keluarga. Dusun Beji berpenduduk sekitar 140 keluarga. Mayoritas penduduk adalah petani padi dan hortikultura.

Infrastruktur menuju Dusun Beji relatif baik. Jalan beraspal di sana dapat dilalui kendaraan roda empat dan dua. Lokasi dusun itu berjarak 1,5 kilometer dari jalan utama Temanggung. Pasar pun ada. Kehidupan yang aman, tenteram, dan guyub selama ini dirasakan warga dusun kecil tersebut.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com