Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tim Darat Diminta Tak Menyentuh Bangkai dan Korban Merpati

Kompas.com - 05/08/2009, 09:45 WIB

JAYAPURA, KOMPAS.com — Tim pencarian pesawat jenis Twin Otter milik Merpati yang menempuh perjalanan darat (Tim Darat) diperkirakan tiba lebih dulu ke lokasi jatuhnya pesawat. Karena itu, apabila telah tiba di tempat jatuhnya pesawat naas itu, tim darat diminta agar tidak menyentuh badan pesawat dan para korban sebelum Tim SAR (Tim Udara) tiba di tempat kejadian itu.

Hal itu disampaikan Komandan Posko SAR Jayapura yang juga menjabat Komandan Lanud Jayapura, Kol Pnb Suwandi Miharja, di Sentani, ibu kota Kabupaten Jayapura, Rabu (5/8). Hal tersebut untuk proses penelitian jatuhnya pesawat.

"Hari ini upaya evakuasi korban musibah jatuhnya pesawat Merpati kembali dilakukan. Tim SAR yang menggunakan helikopter Kamov yang disebut Tim Udara telah terbang dari Oksibil, sedangkan Tim darat yang terdiri atas prajurit TNI dan masyarakat setempat sedang berjalan kaki menuju lokasi kejadian tersebut," katanya.

Pihaknya telah meminta agar Tim Darat yang mungkin tiba lebih dulu daripada Tim Udara, setibanya di lokasi jatuhnya pesawat itu agar tidak menyentuh serpihan pesawat dan tidak pula menyentuh para korban sebelum Tim Udara tiba di lokasi itu.

Upaya evakuasi Twin Otter Merpati yang jatuh di wilayah Abmisibil, sekitar 3 nautikal mil arah Oksibil, ibu kota Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, pada Selasa (4/8) kemarin dihentikan karena terkendala cuaca yang tidak bersahabat dan pada hari ini upaya evakuasi kembali digelar.

Pesawat Twin Otter Merpati dengan nomor MZ 9760D yang hilang kontak setelah 15 menit tinggal landas dari Bandara Sentani, Jayapura, pada Minggu (2/8) itu ditemukan pilot Erich yang menerbangkan pesawat berbadan kecil milik misionaris, Associated Mission Aviation (AMA) yang terbang ke wilayah Kabupaten Pegunungan Bintang pada Selasa (4/8) pukul 06.35 WIT.

Sampai kini, keluarga para awak dan penumpang Twin Otter tersebut masih berada di Bandara Sentani, Kabupaten Jayapura, untuk menunggu kepastian nasib keluarga mereka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com