Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Boediono, Ibu Saya Lebih Suka Blitar

Kompas.com - 16/07/2009, 11:29 WIB

Oleh Runik Sri Astuti

Sebuah tenda berwarna biru berdiri di depan rumah orangtua calon wakil presiden Boediono di Jalan Dr Wahidin 6, Kelurahan Kepanjen Lor, Kecamatan Kepanjen Kidul, Kota Blitar, Rabu (15/7).

Puluhan orang berkumpul di bawah tenda tersebut. Mereka adalah teman dan saudara Boediono serta perwakilan pemerintah, perwakilan partai politik pendukung pasangan Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono. Tidak ketinggalan masyarakat yang ingin bertemu Boediono.

Sekitar pukul 13.00, tiba-tiba muncul iring-iringan rombongan mobil dengan pengawalan ketat aparat kepolisian. Begitu penumpang mobil turun yang tidak lain adalah Boediono, orang-orang yang semula duduk tenang di bawah tenda langsung berhamburan mendekat.

Alhasil, pasukan pengawal pun sedikit kerepotan menertibkan warga. Apalagi, Boediono membawa serta peti kerangka jenazah ibundanya, Samilah. Kerangka jenazah itu sengaja dibawa dari Tempat Pemakaman Umum Tanah Kusir Jakarta untuk dimakamkan kembali ke pemakaman umum Kelurahan Bendogerit, Kota Blitar.

Setelah disemayamkan sejenak di dalam rumah, peti jenazah langsung dibawa ke pemakaman umum, diiringi oleh keluarga besar Boediono dan kerabat-kerabat serta teman-teman masa kecil.

Boediono mengatakan, ia sengaja memindahkan makam ibundanya yang meninggal pada 16 April 2004 ke Blitar agar dapat bersanding dengan makam ayahnya, Akhmad Siswo Sardjono, yang meninggal pada 15 Agustus 1974. Alasan pemindahan karena ia menganggap Kota Blitar jauh lebih tenang dan lebih baik sebagai tempat peristirahatan terakhir bagi kedua orangtuanya.

"Ibu saya tidak memberikan pesan ingin dimakamkan di mana, terserah anak-anaknya. Akan tetapi, kami membaca selama beliau masih hidup, beliau sangat mencintai Kota Blitar ini dan mencintai suaminya yang telah dimakamkan di Blitar," ujarnya.

Berharap bahagia

Atas dasar itulah, ia dan saudara-saudaranya berharap, dengan dipindahkannya makam ibunya di sebelah makam sang ayah, ibunya akan merasa lebih bahagia. Boediono juga mengaku merasa sangat bahagia dirinya bisa berada di Blitar. Ia pun meminta restu kepada masyarakat Blitar agar kelak dapat menjalankan amanat rakyat dengan baik.

Mantan Gubernur Bank Indonesia itu lahir dan tumbuh remaja di Blitar. Sebagai anak pedagang batik, ia hidup sederhana. Namun karena rajin belajar dan bekerja keras, Boediono berhasil meraih sukses dalam kariernya. Boediono juga dikenal ramah dan baik hati. Oleh karena itu, ia mendapat dukungan penuh dari teman-temannya semasa SMP dan SMA saat pencalonan sebagai wakil presiden.

Boediono juga menjadi kebanggaan warga Blitar. Hal itu terlihat dari antusiasme masyarakat yang meminta bersalaman dan berfoto bareng saat cawapres pendamping SBY ini pulang kampung bersama istrinya, Herawati. Di puncak prestasinya saat ini, Boediono ingin membahagiakan kedua orangtuanya dengan mempersatukan mereka di tempat pemakaman yang sama.  

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com