Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kelenteng Dharma Jaya, Situs Sejarah yang Terlupakan

Kompas.com - 16/05/2009, 14:33 WIB

Acara Gotong Toapekong terakhir dilakukan tahun 2004 dan dihadiri Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan Meuthia Hatta.

Kepala Seksi Sejarah dan Permuseuman Dinas Pariwisata Daerah Khusus Ibu Kota (DKI) Jakarta Norviadi Husodo mengatakan, sejumlah bangunan bersejarah di Pasar Baru merupakan cagar budaya. "Sayangnya belum masuk program penataan Pemerintah DKI Jaya karena sebenarnya strategis mendukung pengembangan pariwisata," katanya.

Sedikitnya 20-25 wisatawan dari Amerika Serikat (AS), Australia, Belanda, Bangkok, Thailand, Taiwan, dan China setiap bulan mengunjungi kelenteng tersebut.

Kelenteng ini juga menjadi sasaran kunjungan para ilmuwan dan mahasiswa yang ingin menghimpun data sejarahnya. "Seringlah dari Jakarta, Surabaya,  Bandung, Makassar, dan Manado ke sini," ujar Santoso.

Sejarah kelenteng

Dari catatan sejarah, pada awalnya bangunan kelenteng ini terletak di pedalaman, sekitar 5 km di luar kota Batavia yang waktu itu hanya meliputi Sunda Kelapa, pasar ikan hingga Stasiun Kota.

Bangunan itu didirikan seiring dihuninya daerah Pasar Baru pada pertengahan abad ke-17, menyusul dibukanya persawahan dan perkebunan kopi di sekitar lapangan Banteng.

Semakin berkembangnya kawasan itu, "orang-orang kaya" mendirikan rumah peristirahatan di sekitar waterloopin sekarang Lapangan Banteng. Dulu lapangan Banteng adalah tempat menggembalakan ternak karena padatnya Kota Batavia.

Bangunan-bangunan megah mulai didirikan pertengahan abad ke-18 seperti istana Weltevreden (sekarang rumah sakit pusat TNI-AD), het Groote Huis/het Witte Huis-rumah besar/gedung putih (sekarang gedung Departemen Keuangan), dan Stadtsschouwburg (gedung kesenian).

Kelenteng ini kemungkinan dibangun oleh petani-petani Tionghoa yang tinggal di tepi sungai Ciliwung. Saat itu, orang Tionghoa tidak diperbolehkan tinggal di dalam Kota Batavia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com