Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelabuhan Muncar: Produsen Ikan Tanpa Jeda

Kompas.com - 27/04/2009, 18:29 WIB

Pada saat krisis moneter 1998, ungkap Iksan, harga ikan lemuru sebagai bahan baku produk sarden kalengan yang paling dicari nelayan Rp 700 per kilogram. Ini sama dengan harga solar Rp 700 per liter waktu itu.

Kini, 11 tahun kemudian, semenjak dua kali kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), harga lemuru Rp 1.500 per kilogram, padahal harga solar sudah Rp 4.500 per liter. Ini berarti nilai tukar lemuru merosot terhadap BBM. BBM yang harganya diatur negara dan secara faktual menentukan harga barang konsumsi apa pun sebenarnya telah bersikap kejam kepada nelayan seperti Iksan. Namun, karena kuatnya produksi ikan di Muncar, nelayan seperti Iksan, meski harus berpindah profesi, tetap pula bisa bertahan hidup.Iksan pun lantas dengan entengnya berkomentar bahwa keadaan dulu lebih enak daripada sekarang. Padahal, profil opini politik Iksan itu tampak mewakili sikap warga Muncar umumnya, yang sesungguhnya apolitis terhadap perubahan politik negara. ”Di sini dulu PDI-P (2004), sekarang Demokrat,” katanya. Iksan dulu buruh nelayan, dan kini belantik (pedagang) ikan.

Iksan, sebagai belantik modal kecil, saat ini dalam sehari rata-rata bisa membeli 50 ember ikan dari buruh nelayan perahu slerek. Harga satu ember Rp 22.000-Rp 25.000. Harga perahu slerek sebagai unit produksi terbesar di Muncar paling murah Rp 1,2 miliar dan mempekerjakan 70-an nelayan.

Di tengah laut, para buruh memiliki kesempatan mengumpulkan ikan tercecer yang tidak dimasukkan dalam perut perahu slerek. Slerek yang berupa sepasang perahu itu bisa menyimpan dalam perut kapalnya 10–15 ton ikan semalam perjalanan melaut, atau setara dengan Rp 45 juta–Rp 60 juta pendapatan kotor sehari. Ikan-ikan tangkapan tidak semuanya bisa dimasukkan ke dalam perut perahu, kadang tercecer dalam jaring. Sisa ikan ini boleh dikumpulkan awak slerek, yang akan menjadi penghasilan tambahan mereka setelah dijual kepada belantik seperti Iksan.

Meski Muncar dapat disebut sebagai pasar perikanan tertua di Jawa Timur, pola produksinya masih sama dibandingkan dua dekade lalu. Hampir tidak ada modernisasi cara tangkap. Jalur lintas selatan Jawa yang sebentar lagi direalisasikan dan diyakini bakal memecahkan problem isolasi wilayah selatan Jawa, termasuk Muncar, mudah-mudahan bisa mendorong modernisasi produksi itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads

Copyright 2008 - 2023 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com