Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Antisipasi Stres Pasca Pemilu

Kompas.com - 12/04/2009, 15:18 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Pasca Pemilu tahun 2009, para calon anggota legislatif rawan terserang gangguan stres. Hal ini disebabkan hanya sedikit dari mereka yang bisa terpilih sebagai anggota legislatif mengingat terbatasnya jumlah kursi di DPR daerah maupun pusat. Oleh karena itu, masalah gangguan kejiwaan itu perlu diantisipasi sejak awal.

Hal ini diungkapkan Pengurus Perhimpunan Dokter Spesialis Ahli Penyakit Dalam Indonesia (PB PAPDI dr Ari Fahrial Syam yang juga staf pengajar Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-Rumah Sakit Umum Pusat Cipto Mangunkusumo, dalam makalahnya, Minggu (12/4), di Jakarta.

Menurut Ari, Pemilu 2009 merupakan pemilihan umum yang berbeda dibandingkan pemilu sebelumnya. Pada Pemilu 2009, pemilih langsung memilih calon legeslatif.

"Calon terpilih berdasarkan suara terbanyak bukan berdasarkan nomor urut. Jumlah partai yang banyak-membuat calon legislatif juga banyak sedang kursi untuk menjadi anggota sangat-sangat terbatas. Kondisi ini merupakan stressor penting yang bisa dialami para caleg yang gagal," ujarnya.  

"Pengendalian diri, tidur yang cukup dan makan teratur serta siap menerima kegagalan harus selalu dikondisikan agar mereka yang mengalami kegagalan tersebut tidak mengalami stress yang berkelanjutan sehingga fisik dan jiwanya tetap sehat seusai pemilu ", kata Ari menambahkan.

Ari menyatakan, kegagalan merupakan faktor pencetus stress. Kegagalan sebenarnya umum terjadi , tapi kegagalan yang banyak orang seperti gagal jadi anggota legislatif faktor pencetus tersendiri. Kegagalan jadi anggota legislatif, apalagi dikuti hal-hal lain seperti terlibat utang atau habisnya harta benda, akan menambah stress tersendiri. Karena itu kegagalan para caleg, terutama yang merasa akan berhasil jadi anggota dewan, merupakan stress tertentu bagi caleg bersangkutan.

Stress merupakan faktor risiko untuk timbulnya berbagai penyakit seperti depresi, gangguan psikosomatik dan gangguan jiwa lain serta kambuhnya berbagai penyakit kronis ya ng dicetuskan oleh stress ini. Penderita depresi biasanya murung, sedih, dan berusaha menghindar dari orang banyak. "Stress bisa menyebabkan gangguan jiwa seseorang, yang akhirnya dapat mengganggu fisik seseorang," ujarnya .

Berbagai gangguan sistem organ bisa terjadi akibat faktor stress itu. Gangguan fisik yang disebabkan stress selanjutnya sering disebut sebagai gangguan psikosomatik. Gangguan psikosomatik terjadi akibat gangguan keseimbangan saraf otonom, sistem-hormonal tubuh, gangguan organ tubuh serta sistem pertahanan tubuh.

Berbagai keluhan yang dapat timbul saat seseorang mengalami stress antara lain sakit kepala, pusing melayang, tangan gemetar, sakit leher, nyeri punggung dan otot terasa kaku, banyak keringat terutama pada ujung-ujung jari tangan dan kaki.

Keluhan fisik lainnya adalah ujung-ujung jari tangan dan kaki terasa dingin, gatal-gatal pada kulit tanpa sebab jelas, nyeri dada, nyeri ulu hati, perut kembung dan diare.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com