Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Surabaya Akan Bertambah 45 Komodo

Kompas.com - 06/04/2009, 10:07 WIB

SURABAYA, KOMPAS.com — Koleksi satwa langka berupa komodo di Kebun Binatang Surabaya (KBS) diperkirakan akan bertambah 45 ekor jika semua telur yang ada saat ini menetas.
     
"KBS memiliki 52 telur komodo yang mulai menetas sejak 5 Maret lalu, yang gagal menetas ada tujuh telur. Saat ini yang sudah menetas 33 telur, tinggal 12 telur yang belum," kata Kasi Humas KBS Agus Supangkat di Surabaya, Senin.
     
Ia mengemukakan, proses penetasan telur itu dilakukan di inkubator karena jika dibiarkan menetas alami di kandang dikhawatirkan akan dimangsa induknya dan seringkali kalau sudah keluar cangkang telur anak komodo itu suka naik ke pohon.
     
"Sampai umur satu tahun komodo kecil itu kami rawat di dalam box khusus dan setelah itu dilepas untuk bergabung dengan komodo lainnya. Kalau masih kecil juga sering naik ke pohon sehingga rawan lepas. Makanya di kandang komodo itu banyak pohon yang dilapisi seng agar licin dan tidak dinaiki," katanya.
     
Pada 2008, katanya, KBS juga berhasil menetaskan 18 telur. Dengan demikian, jumlah komodo di KBS saat ini sudah 67 ekor, termasuk tiga ekor induknya. Jika ke-12 telur berhasil menetas semua, maka jumlahnya mencapai 79 ekor.
     
"Semua akan kami rawat dengan baik karena komodo termasuk jenis satwa sangat langka dan dilindungi. Komodo itu adalah milik negara sehingga jika sewaktu-waktu dibutuhkan oleh negara akan kami berikan. Misalnya untuk pertukaran atau disumbangkan ke kebun binatang lain," katanya.
     
Agus mengemukakan, bayi-bayi komodo itu saat ini dalam perawatan intensif dengan menu makanan berupa kuning telur ayam dan cacahan daging kanguru. Setelah umur satu bulan, hanya diberi daging kanguru yang dicacah dengan bentuk lebih besar.
     
"Kami mendapatkan daging kanguru impor karena harganya lebih murah, namun kandungan gizi dan zat besinya sama dengan daging sapi. Daging kanguru impor hanya Rp 30.000 per kg, sedangkan daging sapi sekitar Rp 50.000," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com