Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspadai Angin Puting Beliung!

Kompas.com - 30/03/2009, 22:10 WIB

SEMARANG, KOMPAS.com — Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Jawa Tengah memprediksi masih tingginya potensi angin puting beliung selama musim pancaroba, terutama di daerah pegunungan. Untuk itu, masyarakat diminta mewaspadai adanya kemungkinan pohon tumbang dan bangunan roboh.

"Biasanya, datangnya hujan didahului oleh angin puting beliung dan kilat. Masyarakat diharapkan hati-hati ketika cuaca mulai tidak bersahabat," ujar Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Jateng M Chaeran, di Kota Semarang, Jateng, Senin (30/3).

Menurut Chaeran, datangnya musim pancaroba atau peralihan dari musim hujan ke kemarau ini ditandai dengan cuaca panas pada siang hari yang diikuti dengan pembentukan awan cumulus nimbus. Pembentukan awan tersebut memicu turunnya hujan pada sore atau malam hari.

Musim pancaroba tersebut akan berlangsung hingga akhir April. Selama sebulan ke depan, curah hujan di daerah pesisir di Jawa Tengah diperkirakan mencapai 100-200 milimeter, sedangkan di daerah pegunungan mencapai 300-400 milimeter. Datangnya hujan didahului dengan angin puting beliung dan kilat.

Chaeran mengungkapkan, angin puting beliung tersebut muncul karena dorongan awan cumulus nimbus ke bawah. Dengan ketinggian puncak awan mencapai 25.000 kaki atau sekitar 9.000 meter di atas permukaan laut, kecepatan angin bisa mencapai 30 knot. Uap air yang muncul dari gesekan awan pada ketinggian tersebut juga berpotensi memunculkan hujan es di daerah pegunungan.

"Selain itu, Chaeran juga mengingatkan masih adanya potensi longsor dan banjir pada musim pancaroba ini. Karena curah hujan masih cukup tinggi dan disertai angin, maka bencana tersebut juga perlu diwaspadai," ucapnya.

Merespons datangnya angin puting beliung, Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Semarang Yudi Mardiana mengaku mulai memangkas batang-batang pohon rawan tumbang, seperti pohon angsana dan mahoni, untuk menghindari adanya kecelakaan.

"Pohon yang dipangkas umumnya memiliki ketinggian antara 15 dan 20 meter serta berada di kawasan permukiman dan jalan-jalan protokol, seperti Jalan Ahmad Yani, Setia Budi, dan Veteran, biasanya di daerah yang dianggap padat dilalui kendaraan dan manusia," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com