Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tidak Ada Sabotase di Suralaya

Kompas.com - 18/03/2009, 17:54 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Markas Besar Polri membantah adanya sabotase maupun terjadinya ledakan di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Suralaya yang mengakibatkan padamnya listrik di wilayah Banten, Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Jawa Tengah, Selasa (17/3) mulai pukul 10.00 WIB hingga pukul 17.00 WIB.

"Informasi adanya ledakan itu tidak betul," ungkap Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Abubakar Nataprawira kepada wartawan di Mabes Polri Jakarta, Rabu (18/3).

Abubakar mengatakan, matinya saluran listrik itu terjadi akibat kerusakan pada transmisi sehingga tidak dapat menyalurkan arus. "Keterangan dari PLN sendiri juga menyebutkan tidak ada ledakan di PLTU. Jadi, kalau ada informasi ledakan, apa yang diinformasikan tersebut tidak benar," beber Abubakar.

Abubakar juga membantah adanya dugaan sabotase sehingga listrik dipadamkan. Hal itu hanya kerusakan teknis saja dan pihak PLN sudah memperbaikinya. "Saat ini tidak ada indiksi bahwa kerusakan itu sabotase. Tidak ada pihak-pihak tertentu yang merusak transmisi tersebut," ungkapnya.

Kendati demikian, tambah Abubakar, pihak kepolisian telah melakukan pemeriksaan saksi-saksi atau karyawan PLN setempat. "Juga dalam hal pemeriksaan, kita serahkan kepada polisi setempat," tandasnya.

Diberitakan, ribuan pelanggan PT PLN di wilayah Banten, Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Jawa Tengah mengalami pemadaman listrik selama lebih dari lima jam, Selasa (17/3). Pemadaman disebabkan sistem kelistrikan Jawa-Bali kehilangan daya hampir 1.200 megawatt setelah terjadi korsleting (hubungan pendek arus listrik) di gardu induk Pembangkit Listrik Tenaga Uap Suralaya.

"Ada korslet pada salah satu komponen switchyard di gardu induk PLTU Suralaya. Komponen ini berfungsi sebagai pembagi daya listrik sebelum masuk ke sistem transmisi," ujar Direktur PT PLN untuk Jawa-Bali Murtaqi Syamsuddin di Jakarta.

Gangguan pada Gardu Induk Tegangan Tinggi Suralaya sekitar pukul 11.39 itu mengakibatkan PLTU Suralaya, yang terdiri atas tujuh unit pembangkit dan memiliki kapasitas total 3.400 MW, tidak bisa memasok daya ke sistem. Akibatnya, sistem Jawa-Bali, yang pada saat itu dalam posisi terbebani 12.000 MW, kehilangan daya sangat besar, yakni sekitar 1.200 MW.

Guna menyeimbangkan dengan daya yang hilang, PLN lalu mengurangi beban dengan memadamkan aliran listrik. Menurut keterangan para pekerja di kompleks PLTU Suralaya, terdengar suara ledakan dari gardu induk beberapa saat setelah terjadi gangguan. Ledakan terdengar seperti suara bom sehingga menyebabkan guncangan. Namun, tidak ada percikan api ataupun asap yang keluar bersama dengan suara ledakan.

"Seperti ada gempa saja," kata seorang karyawan yang diungsikan ke luar areal pembangkit.

Hingga sore hari, suara rentetan ledakan masih terdengar dari areal jaringan transmisi. Namun, suara ledakan susulan itu relatif lebih kecil dibandingkan dengan suara ledakan pertama. Suara ledakan itu lebih mirip suara petasan berukuran besar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mahfud MD Ungkap Kecemasannya soal Masa Depan Hukum di Indonesia

Mahfud MD Ungkap Kecemasannya soal Masa Depan Hukum di Indonesia

Nasional
Jalan Berliku Anies Maju di Pilkada Jakarta, Sejumlah Parpol Kini Prioritaskan Kader

Jalan Berliku Anies Maju di Pilkada Jakarta, Sejumlah Parpol Kini Prioritaskan Kader

Nasional
Kunker di Mamuju, Wapres Olahraga dan Tanam Pohon Sukun di Pangkalan TNI AL

Kunker di Mamuju, Wapres Olahraga dan Tanam Pohon Sukun di Pangkalan TNI AL

Nasional
Sebut Demokrasi dan Hukum Mundur 6 Bulan Terakhir, Mahfud MD: Bukan karena Saya Kalah

Sebut Demokrasi dan Hukum Mundur 6 Bulan Terakhir, Mahfud MD: Bukan karena Saya Kalah

Nasional
Bobby Resmi Masuk Gerindra, Jokowi Segera Merapat ke Golkar?

Bobby Resmi Masuk Gerindra, Jokowi Segera Merapat ke Golkar?

Nasional
[POPULER NASIONAL] Korps Marinir Tak Jujur demi Jaga Marwah Keluarga Lettu Eko | Nadiem Sebut Kenaikan UKT untuk Mahasiswa Baru

[POPULER NASIONAL] Korps Marinir Tak Jujur demi Jaga Marwah Keluarga Lettu Eko | Nadiem Sebut Kenaikan UKT untuk Mahasiswa Baru

Nasional
Poin-poin Klarifikasi Mendikbud Nadiem di DPR soal Kenaikan UKT

Poin-poin Klarifikasi Mendikbud Nadiem di DPR soal Kenaikan UKT

Nasional
Kasus Covid-19 di Singapura Melonjak, Menkes: Pasti Akan Masuk ke Indonesia

Kasus Covid-19 di Singapura Melonjak, Menkes: Pasti Akan Masuk ke Indonesia

Nasional
Sidang Perdana Kasus Ketua KPU Diduga Rayu PPLN Digelar Tertutup Hari Ini

Sidang Perdana Kasus Ketua KPU Diduga Rayu PPLN Digelar Tertutup Hari Ini

Nasional
Saat PKB dan PKS Hanya Jadikan Anies 'Ban Serep' pada Pilkada Jakarta...

Saat PKB dan PKS Hanya Jadikan Anies "Ban Serep" pada Pilkada Jakarta...

Nasional
Tanggal 25 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 25 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Dukung Pengelolaan Sumber Daya Alam, PHE Aktif dalam World Water Forum 2024

Dukung Pengelolaan Sumber Daya Alam, PHE Aktif dalam World Water Forum 2024

Nasional
Ridwan Kamil Sebut Pembangunan IKN Tak Sembarangan karena Perhatian Dunia

Ridwan Kamil Sebut Pembangunan IKN Tak Sembarangan karena Perhatian Dunia

Nasional
Jemaah Haji Dapat 'Smart' Card di Arab Saudi, Apa Fungsinya?

Jemaah Haji Dapat "Smart" Card di Arab Saudi, Apa Fungsinya?

Nasional
Kasus LPEI, KPK Cegah 4 Orang ke Luar Negeri

Kasus LPEI, KPK Cegah 4 Orang ke Luar Negeri

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com