Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korsleting di Suralaya, Padam Lima Jam

Kompas.com - 18/03/2009, 05:08 WIB

Akibat dari kejadian itu, seluruh sistem Jawa-Bali padam total. Sampai saat ini, PLN belum pernah mengumumkan secara resmi penyebab kerusakan tersebut.

Jawa Tengah padam

Berdasarkan pantauan Kompas, pemadaman meluas sampai ke daerah Jawa Tengah dan DI Yogyakarta. Pasokan listrik di Provinsi Jawa Tengah dan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta mengalami defisit 346 MW. Untuk itu, PT PLN memadamkan sebagian lokasi di 11 area pelayanan jaringan di Semarang dan Yogyakarta.

“Pemadaman dilakukan untuk menjaga sistem jaringan tetap aman karena berkurangnya pasokan listrik,” ujar Manajer Area Pengaturan Distribusi PT PLN Wilayah Distribusi Jawa Tengah dan DI Yogyakarta Catur Endik.

Menurut Deputi Manajer Bidang Komunikasi, Hukum dan Administrasi PLN Distribusi Jawa-Bali Adang Djarkasih, pemadaman listrik di Jawa bagian barat antara lain terjadi di Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, Tangerang, Depok, dan Bogor.

Kekurangan pasokan listrik di sistem Jawa-Bali untuk sementara disuplai dari sejumlah pembangkit berbahan bakar minyak yang posisinya siaga, antara lain enam unit pembangkit di PLTGU Grati, PLTGU Tambak Lorok, dan PLTGU Muara Tawar serta tiga unit PLTGU Gresik.

Meski demikian, masih terjadi kekurangan sekitar 600 MW pada saat posisi beban puncak.

Upaya pemulihan pasokan listrik dilakukan bertahap sejak Selasa sore dengan mengoperasikan lagi PLTU Suralaya. Dua unit pembangkit PLTU Suralaya sudah masuk ke sistem pada pukul 15.00, disusul dua unit lain pada pukul 20.00.

Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform Fabby Tumiwa mengemukakan, gangguan di pembangkit PLN dapat merupakan indikasi kelemahan pemeliharaan.

”Bisa jadi ada masalah mendasar, yaitu PLN terpaksa mengurangi biaya pemeliharaan pembangkit, jaringan transmisi, maupun distribusi, untuk efisiensi. Semua sumber daya difokuskan untuk mendukung pembiayaan pembangkit 10.000 MW,” tutur Fabby.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com