Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apakah Saya Hiperseks?

Kompas.com - 23/12/2008, 06:42 WIB

KEINGINANNYA berhubungan intim sangat tinggi. Pagi, sore, dan malam dia selalu ingin bermesraan dengan suaminya. Kadang suami sampai tak mampu melayani. Betulkah itu semua merupakan tanda-tanda hiperseksual?

“Saya seorang istri berumur 34 tahun, sudah dua tahun menikah. Kami belum punya anak. Sebelum menikah saya tidak pernah melakukan hubungan seks. Pertanyaan saya, apakah tanda-tandanya bahwa seseorang hiperseks atau tidak? Masalahnya keinginan saya untuk melakukan hubungan seks tinggi sekali. Setiap malam saya selalu meminta lebih dari satu kali kepada suami.

Pagi harinya, sebelum berangkat ke kantor, saya selalu mengajaknya bermesraan sekali lagi. Sore hari, sepulangnya dari kantor, belum sampai dia istirahat dan berganti baju, saya sudah mengajaknya ke kamar. Walau tidak melakukan hubungan seks, saya tidak apa-apa. Yang penting dapat bermesraan, minimal ciuman atau saya merangsang dia.

Suami tampaknya tidak keberatan, walau kadang tidak mampu berhubungan seks lagi. Tapi saya senang kalau dia mau bermesraan dan tidak keberatan bila saya merangsangnya. Jadi, walau tidak berakhir dengan hubungan seks, saya puas.  

Masalah muncul karena belum lama ini dia mengatakan, “Jangan-jangan kamu hiperseks.” Memang dia sampaikan itu sambil tertawa, tetapi saya jadi berpikir keras. Benarkah saya hiperseks, Dokter?

Saya pernah mendengar penjelasan seorang narasumber di televisi bahwa orang yang nafsu seksnya tinggi dan ingin sering berhubungan seks termasuk hiperseks. Jadi, apakah saya termasuk hiperseks? Benarkah penjelasan di televisi itu?

Mudah-mudahan tidak benar karena saya tidak ingin disebut hiperseks? Kalau benar hiperseks, apa yang harus saya lakukan? Kalau saya biarkan, apa dampak buruknya bagi hubungan dengan suami?”

Sunarti, Surabaya

Inilah jawaban dari Prof Dr Wimpie Pangkahila, Sp And, seksolog dan androlog dari Universitas Udayana.

Gejala Normal
Saya tidak mendapatkan alasan yang cukup untuk menggolongkan Ibu Sunarti sebagai seorang hiperseksual. Sebaliknya, justru saya cenderung menganggap Ibu Sunarti normal saja. Walaupun dorongan seksualnya tinggi, yang diekspresikan dengan seringnya ingin melakukan hubungan seksual, bukan berarti dia hiperseksual.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com