Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pupuk Palsu Marak Beredar

Kompas.com - 07/11/2008, 01:22 WIB

Kediri, Kompas - Sulitnya memperoleh pupuk bersubsidi menjelang musim tanam padi mendorong petani beralih mencari pupuk alternatif. Situasi itu dimanfaatkan orang untuk menjual pupuk palsu berkedok pupuk alternatif. Di Jawa Timur, pupuk itu marak beredar di Kediri, Jombang, Nganjuk, dan Blitar.

Hal itu diungkapkan Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Kota Kediri Ajun Komisaris David Subagio yang juga anggota tim pengawas distribusi pupuk bersubsidi untuk wilayah Kediri, Kamis (6/11).

”Petani harus berhati-hati membeli pupuk. Jangan mudah tergiur oleh promosi dan harga yang murah. Pupuk palsu hanya akan merugikan mereka karena menyebabkan tanaman rusak dan gagal panen,” ujarnya.

Polresta Kediri menyita sedikitnya 2 ton pupuk alternatif yang dicurigai sebagai pupuk palsu. Perusahaan pembuatnya tidak mengantongi surat izin produksi pupuk dari Departemen Pertanian, Departemen Perindustrian, dan Departemen Perdagangan.

Pupuk yang disita adalah pupuk merek Multi Hara Caisar produksi CV Agro Jaya Makmur, Jombang. Berdasarkan tulisan yang tertera di zak pembungkus, pupuk itu mengandung unsur nitrogen (N), fosfat (P), kalium (K), sulfur (S), magnesium, dan kalsium oksida.

Penyidik masih menunggu hasil pemeriksaan contoh pupuk yang dikirim ke laboratorium Polda Jatim.

Menurut Kepala Unit Pidana Umum Satuan Reskrim Polresta Kediri Ipda Made Santika, penangkapan dilakukan Selasa kemarin pukul 17.00 di Jalan Kiai Ahmad Dahlan, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri. Polisi mencurigai truk bernomor polisi AG 9114 V. Saat diperiksa, ternyata truk memuat 80 zak pupuk kemasan 25 kilogram atau 2 ton.

Sopir truk, Ahmad Basori (32), mengatakan, pupuk hendak dipasarkan ke pengecer di Nganjuk. Setiap zak dijual Rp 37.500. Truk tidak dilengkapi dokumen apa pun.

Setelah ditelusuri, pupuk tersebut milik Sony Pamungkas (42), Direktur CV Agro Jaya Makmur. Sony mengaku mendapatkan bahan pembuat pupuk dari Rosyidi di Gresik. Sejak 2004, ia hanya mengepak pupuk ke dalam zak tanpa memproses lagi. Ahmad dan Sony kini ditahan.

Sementara itu, sekitar 4 ton pupuk bersubsidi untuk wilayah Ngawi yang diduga akan dijual di luar Ngawi diamankan oleh Kepolisian Resor Ngawi, Kamis.

Petugas dari Polsek Karanganyar, Kabupaten Ngawi, menahan sopir truk bernama Darto dan pemilik pupuk bernama Simanjuntak saat membawa 4 ton pupuk dalam truk ke arah Jawa Tengah.

Sebelumnya, tanggal 17 Agustus 2008, Polres Ngawi menyita truk yang membawa 8 ton pupuk urea bersubsidi di Sukowiyono, Kecamatan Padas, yang akan dibawa ke Nganjuk. Pada tanggal 22 Mei 2008, truk pembawa 7,5 ton pupuk urea bersubsidi diamankan polisi di Desa Walikukun, Widodaren, karena akan dijual ke luar Ngawi.

Pakai surat desa

Untuk mencegah penyelewengan, distributor pupuk urea bersubsidi di Jateng akan memperketat pembelian pupuk urea oleh petani. Petani hanya boleh membeli pupuk bersubsidi melalui kelompok tani, untuk petani nonkelompok tani, harus pakai surat yang dikeluarkan kepala desa setempat.

”Secara bertahap pembelian pupuk pakai surat diberlakukan Januari 2009,” kata Ermon Awal, Manajer Pemasaran PT Pusri Wilayah III Jawa dan Bali, Kamis, dalam pemaparan penyaluran pupuk urea musim tanam pertama 2008/2009 di Semarang, Jateng.

Di pelbagai daerah dilaporkan terjadi kelangkaan pupuk, antara lain di sejumlah kabupaten di Jawa Timur, Jawa Tengah, Lampung, dan Sumatera Selatan.(NIK/SIR/APA/WHO/ ONI/HLN/HAN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com