Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Amrozi cs Batal Dieksekusi Sebelum Puasa

Kompas.com - 26/08/2008, 05:30 WIB

JAKARTA, SENIN-Rencana Kejaksaan melakukan eksekusi tiga terpidana mati pelaku bom Bali I Amrozi Cs sebelum puasa batal. Kejaksaan Agung (Kejagung) hanya bisa memastikan, pelaksanaan eksekusi Amrozi Cs pada tahun 2008.

"Eksekusi akan dilaksanakan pada waktu yang tepat, pada tahun 2008 ini. Jadi ini pernyataan resmi dari Kejakgung," tegas Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejagung BD Nainggolan setelah diperintahkan Jaksa Agung Muda Pidana Umum (Jampidum) Abdul Hakim Ritonga untuk menyampaikan informasi soal eksekusi Amrozi Cs kepada wartawan di Kejagung, Jakarta, Senin (25/8).

Waktu itu kan kan rencananya eksekusi dilaksanakan sebelum puasa, kok sekarang berubah? "Lebih luas jadinya," lanjut Nainggolan. Jadi akan ada kemungkinan dilaksanakan setelah Lebaran 2008? "Jadi itulah pernyataannya (Kejagung). Nanti akan dilaksanakan pada waktu yang tepat, tetapi pada tahun 2008," tambah Nainggolan.

Menurut Nainggolan, waktu itu Jaksa Agung Hendarman Supandji berharap agar eksekusi Amrozi Cs dilaksanakan sebelum bulan puasa. Namun hingga sepekan sebelum bulan Puasa,ternyata syarat formal untuk pelaksanaan eksekusi belum juga terpenuhi.

"Pada waktu itu, kalau memungkinakan dilaksanakan sebelum puasa.Tapi kemarin masih terdapat hambatan formalitas," tambah Nainggolan. Jadi eksekusi sebelum puasa batal? "Tafsirkan sendiri. Pokoknya akan dilaksanakan pada waktu yang tepat pada tahun 2008," imbuh Nainggolan. (Persda Network/Yuli Sulistyawan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com