TAPIN - Penyodomi 27 anak laki-laki, Abu Bakar alias Bakar (36), ternyata pernah menjadi korban sodomi. Saat berusia sekitar delapan tahun, warga Desa Mandarahan Jl Gerilya RT5 RW2, Tapin Utara, ini pernah diburiti oleh tetangganya sendiri.
“Waktu kelas dua SD, saya pernah disodomi di bawah kolong rumah. Orang yang menyodomi saya lari entah ke mana. Sampai sekarang dia tidak pernah ditangkap,” kata Bakar, ketika ditemui di Polres Tapin, Senin (18/8).
Anak kedua dari enam bersaudara ini mengaku, sejak peristiwa itu ia selalu terbayang dan tergoda ingin melakukan hal itu. “Saya tidak berani melakukannya. Namun setiap melihat anak laki-laki, saya sangat tergoda melakukannya,” ujarnya.
Ketika berusia 31 tahun, kata Bakar, dia mulai berani menyalurkan arus bawahnya itu kepada anak laki-laki, khususnya yang duduk di bangku sekolah SD.
“Tahun 2003, saya mendapat korban pertama. Saya aman, karena perbuatan itu tidak dilaporkan korbannya ke polisi,” ujarnya seraya mengaku dia lupa nama korban pertamanya.
Mulai saat itulah, kata Bakar, aksi sodominya terus berlanjut. “Saya ketagihan. Para korban biasanya saya rayu. Kalau tidak mau, dia saya ancaman,” ujar lelaki yang punya tiga profesi, yakni ahli pandai besi, pelatih sepak bola anak-anak dan guru mengaji, ini.
Tiap korban, aku Bakar, ada yang berkali-kali dia sodomi. “Malah saya menyodomi dua anak laki-laki sekaligus,” ujarnya.
Meski sudah berada dalam tahanan polres, Bakar mengaku, masih berminat dengan pria. “Kalau perempuan, saya sebenarnya mau, tapi lebih minat anak laki-laki,” ucapnya dengan ekspresi datar, terkesan tidak menyesal.
Perilaku Bakar menyukai anak lelaki ini sangat mengejutkan anggota keluarganya. “Kami tidak menduga sama sekali. Bakar itu orangnya sangat pendiam, tidak pernah bercerita apa-apa. Bila datang ke rumah dia langsung makan, setelah itu dia pergi bekerja lagi,” ujar Juriah, kakak Bakar.
Juriah mengaku, dia dan saudaranya pernah membujuk agar Bakar mencari istri. “Tapi Bakar malah marah. Setelah itu kami diam saja dan tidak berani lagi membujuk agar dia mencari istri,” ucap Juriah.
Kehidupan keseharian Bakar, kata Juriah, tidak memperlihatkan hal-hal yang aneh, kecuali suka bermain dengan anak-anak.
“Bakar memang sering bermain dengan anak-anak. Malah dia lebih akrab dengan anak-anak dari pada kepada kami. Ternyata, Bakar ada kelainan itu,” ujar Juriah mengaku pasrah menyerahkan penanganan kasus adiknya kepada polisi.
Selain keluarga, para tetangga pun terkejutnya dengan perilaku Bakar. “Orangnya pendiam, tak pernah membuat masalah. Dia kan suka main bola dan pandai besi bikin pisau. Kami pun tahu masalahnya setelah lihat koran,” ucap seorang tetangga Bakar. (sar)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.