Omzet Penjual Bensin Eceran Turun Drastis

YOGYAKARTA, SELASA - Pascakenaikan harga BBM, omzet penjual bensin eceran anjlok, bahkan hingga 50 persen. Masyarakat lebih suka membeli bensin ke stasiun pengisian bahan bakar umum atau SPBU. Kondisi ini bisa membuat usaha mereka gulung tikar.

Hal itu dikatakan Mugiyati, penjual bensin eceran di Jalan Lowanu, Umbulharjo, dan Riksa yang berjualan di Jalan Imogiri Timur.

Mugiyati berujar, sekarang, dalam sehari kulak 15-20 liter bensin pun, separuh lebih tak terjual. Beberapa orang yang kebetulan menuntun motor di depan kiosnya pun, memilih ke dua SPBU terdekat yang jaraknya masing-masing satu km dari kiosnya.

Sebenarnya tidak ada keadaan yang berubah dari harga bensin sebelum dan pascakenaikan harga BBM, karena kios hanya mengambil untung Rp 500 per liter. Dulu, satu liter bensin dibeli kios dari SPBU Rp 4.500, dan dijual Rp 5.000.

"Sekarang, kios membeli satu liter Rp 6.000 dan menjualnya Rp 6.500. Sama-sama untungnya sedikit. Tapi masyarakat, pascakenaikan harga BBM ini tambah sensitif lagi terhadap harga," kata Riksa.

Toni (22), mahasiswa perguruan tinggi swasta yang kos di Klebengan, Sleman, mengatakan, ia membeli bensin di SPBU. "Sekarang harga-harga naik, sedangkan kiriman uang kos hanya naik Rp 100.000. Kalau hendak mengisi bensin, biasanya dua liter, saya ke SPBU ketimbang ke eceran," kata Toni.