Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Jalan Gedad Bungkam Soal Ahmadiyah

Kompas.com - 10/06/2008, 17:10 WIB

JAKARTA, SELASA - Sebuah jalan kecil di Kecamatan Paninggalan Kabupaten Ciledug, Tangerang, sore ini, tampak normal. Seperti tidak ada sesuatu hal yang terjadi di jalan yang bernama Jalan H Gedad itu. Namun, setelah menelisik lebih teliti, ada yang membedakan jalan tersebut dengan jalan lain di sekitarnya. Jalan itu, ada sejumlah polisi yang berjaga di beberapa rumah.

Beberapa wartawan dari berbagai media massa juga, terlihat keluar masuk jalan itu. Terutama di sebuah masjid kecil dengan cat putih. Ternyata masjid itu merupakan tempat beribadah jemaat Ahmadiyah. Masjid itu, tampak sepi dari aktivitas ibadah. "Ramai biasanya sih pas Maghrib, sebab selain ada sholat juga ada pengajiannya," ujar Mubaliq Ahmadiyah Cabang Paninggalan, Achmad Hidayat, Selasa (10/6).

Pasca-keluarnya surat keputusan bersama dari menteri agama, menteri dalam negeri dan jaksa agung, lanjutnya, tak ada yang berubah dari Ahmadiyah. Mereka tetap akan melakukan kewajibannya untuk menyembah kepada Allah SWT, meski terpaksa menghentikan sementara kegiatan syiar-nya (penyebaran agama-red).

Namun, keluarnya SKB ternyata sedikit banyak mempengaruhi penduduk sekitar kelompok Ahmadiyah. Saat ditanya, sejumlah penduduk tentang di mana lokasi kelompok Ahmadiyah, mereka lebih memilih diam. Sebagian mengaku tidak mengetahui tempat itu, padahal rumahnya berada sekitar 50 meter dari Masjid AR-Rahmat.

Aksi tutup mulut ini juga terjadi ketika seorang aparat kelurahan Paninggalan ditanyai. Dia mengaku tahu jika kelompok Ahmadiyah berada di Jalan Gedad, tapi saat ditanya di mana letaknya, dia hanya menggelengkan kepala.

Menanggapi hal ini, Juru Bicara Ahmadiyah Cabang Paninggalan, Munawar Achmad, mengatakan itu hanyalah ketakutan masyarakat di tengah polemik SKB. "Mereka khawatir, mereka seolah-olah takut terlibat. Kita tahu selama ini memang masih ada pro kontra. Tidak semua orang berani terang-terangan memberi tahu, sebab ini masih sangat sensitif. Terutama orang Islam jika mendengar nama itu," jelasnya.

Menurut dia, jemaat Ahmadiyah saat ini masih trauma dengan kejadian Pakistan. Pada 1974, Ahmadiyah terusir dari negara asalnya itu. Hampir sama seperti di Indonesia, di sana mereka juga mendapat perlakuan kasar dari umat Islam. "Waktu itu, ada penyerangan besar-besaran dari umat Islam di Pakistan. Oleh karena itu, pusat kami pindah ke London, meski kiblatnya tetap ke Baitullah," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com