Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jadi Mesin Uang di Dolly

Kompas.com - 20/04/2008, 12:41 WIB

 

 

 

Sebut saja namanya, Eiffel (19). Meski mengaku baru tiga minggu menjadi penghuni Dolly, perempuan berkulit kuning langsat dan semampai tubuh 162 cm ini menjadi salah satu primadona laris Wisma ”B”. Orang bilang, wajah cantik Eiffel mirip penyanyi Nafa Urbach….

”Baru tiga bulan saya bercerai. Anak saya dua tahun, kini diasuh ibu,” ungkap Eiffel, yang lulusan SMA Negeri di sebuah kota di Jawa Tengah, ”Ayah saya pensiunan pegawai pemda,” katanya. Sang ibu, menurut Eiffel, hanya tahu kalau dirinya bekerja di pabrik di Surabaya.

Uang memang menjadi pangkal segala alasan, mengapa tiga minggu lalu ia merantau dengan bus ke Surabaya. Dan, jurus kepepet (terdesak), menjadi pemicu utamanya melakukan pekerjaan jadi pelacur. Namun, pekerjaan ini ia lakukan bukan semata-mata didorong karena kemiskinan atau trafficking—umumnya alasan yang membawa perempuan seperti Eiffel ini melakukan pekerjaan sebagai pemuas seks.

”Sejak kelas III SMA saya memakai sabu, ikut-ikutan pacar yang dulu memerawani saya. Lepas waktu saya jadi (perempuan) panggilan, untuk cari uang buat beli sabu,” ungkap Eiffel, yang mengaku kebiasaannya dulu adalah siang sekolah, sore nyabu, malam belajar dan terkadang ”menerima panggilan”.

”Anehnya, jika saya usai nyabu lalu belajar malam harinya, pelajaran seperti menempel di kepala saya. Maka, saya pun peringkatnya di kelas selalu urutan 1-3…,” ungkap perempuan yang tangkas dan selalu nyambung jika diajak bicara ini. Tetapi, gara-gara harus memenuhi kebutuhan sabu, Eiffel harus mengorbankan kemolekan tubuhnya untuk terkadang jadi panggilan. Maka, tubuh pun dipakai untuk menjadi pengayuh tiga tujuan: merengkuh pacar, meraup uang demi membeli kebutuhan sabu….

Namun, lantaran kebiasaan parasit sang pacar yang di kemudian hari jadi suami (tak mau kerja akan tetapi pengennya cuma ”numpang mulya” sama istri), Eiffel pun tiga bulan lalu bercerai. Demi menghidupi anak dan memenuhi kebutuhan dirinya, Eiffel pun kini mendamparkan dirinya ke Dolly. Ia bahkan mengaku, ingin meneruskan kuliah lagi suatu saat nanti.

Mesin uang

Apa pun alasan yang membawa Eiffel serta perempuan lain di Dolly dan Jarak—kompleks pelacuran yang lebih luas di sekitar Dolly—mereka mau tak mau harus menerima dalil ini: jadi mesin uang untuk diri sendiri dan orang sekitarnya jika jadi pekerja seks.

”Kerja dari pukul 16.00 sampai pukul 03.00, biasa melayani sekitar 10 tamu,” ungkap Ana (28), perempuan berambut lurus, berkulit putih asal Pekalongan, yang baru jadi penghuni Wisma ”T” di Dolly sejak sekitar bulan September 2007. Ana menjadi pelacur, setelah cerai dari suaminya, Usman (32), yang selingkuh dengan teman dekatnya.

Eiffel pun mengaku sekitar itu omzetnya per hari. Ia rata-rata menerima sembilan tamu dari pukul 18.30 sampai 03.00.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com